Perjalanan pendaki gunung merupakan olah raga yang belakangan ini banyak diminati masyarakat di Indonesia. Tidak hanya untuk anak muda, para orang tua, dan anak kecil dengan batasan umur tertentu (pengawasan orang tua) kini seakan sedang berlomba menjajaki dari satu gunung ke gunung yang lain.Perjalanan pendaki gunung inipun termasuk olah raga yang sangat berbahaya. Tidak sedikit dari penggila pendakian justru menjadi korban kelalayan di atas gunung. Kabar terakhir datang dari korban asal bekasi yang tewas karena hipotermia di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Cianjur. Kabar tersebut disusul kabar dari tewasnya seorang pendaki di gunung semeru. Begitu juga kabar pendaki yang terluka di gunung raung. Kejadian ini membuat kami (pendaki) semakin ekstra membuat menejemen dalam perjalanan pendakian demi mengurangi resiko terjadinya kelalaian dalam perjalanan. Berikut tips perjalanan pendakian bagi pemula (rumpalas.red):
- Perencanaan pendakianPerencanaan baik dilakukan minimal 2 minggu sebelum pendakian. Perencanaan ini akan menentukan: Pemilihan lokasi, rute pendakian, kondisi cuaca, jumlah pendaki, jangka waktu, akan mempengaruhi perbekalan dan peralatan yang musti dipersiapkan. Perencanaan ini pula harus diketahui oleh semua peserta pendakian. Dan pada perencanaan membuat sedikitnya 2 opsi sebagai pengganti apabila perencanaan di perjalanan mengalami kekurangan/faktor lain yang membutuhkan perencanaan lain.
- Mempersiapkan fisik dan mentalPersiapan fisik dan mental adalah sebagai penunjang diri bagi para pendaki. Persiapan fisik dilakukan dengan cara berolah raga agar tidak mengalami kram/penyakit otot lainnya ketika berjalan jauh. Persiapan mentalpun perlu dipersiapkan guna menunjang semangat hingga kembali kerumah setelah berjalan jauh. Hal ini dilakukan berbarengan dengan peserta lainnya baik sebelum dan selama perjalanan berlangsung.
- Mempelajari dan harus mengetahui mengenai medan dan rute yang akan dilaluiPersiapan ini perlu dilakukan untuk mengurangi resiko tersesat atau kekurangan logistik. Pendaki dapat mempelajari medan dan rute melalui banyak cara, diantaranya; a) membaca blog/informasi lainnya di media sosial. Misal: membaca langsung dari web resmi gunung dan atau dari catatan perjalanan pendakian dari pendaki lain.b) mencari tau dari pendaki lain yang sudah pernah ke lokasi. Misal: kepada teman organisasi dan atau teman di media sosial (biasanya di tweeter) Dalam pengenalan medan atau rute sebaiknya dalam pendakian terdapat sekurang-kurangnya 1 orang yang sudah berpengalaman mendaki di lokasi. Apabila memang dalam rombongan belum ada yang pernah mendaki di lokasi, sebaiknya menggunakan jasa pemandu yang tersedia di pos pendaftaran sebelum mendaki.
- Mempersiapkan perlengkapan yang efektif dan berdaya guna besarPerlengkapan hendaknya disesuaikan dengan lokasi, rute, jangka waktu, jumlah pendaki dan kondisi cuaca. Namun beberapa peralatan yang sangat penting diantarany: tas khusus pendaki (carrier), sepatu trekking, jaket, jas hujan, matras, sleeping bag, baju ganti, alat penerangan seperti senter, korek api, tenda, kantong plastik, kompor dan peralatan masak mini, alat komunikasi, tempat air, dan peralatan survival dan obat-obatan.Tips dalam memasukkan peralatan dalam carrier hendaknya dengan komposisi barang yang paling berat di posisi atas sedangkan barang yang lebih ringan di bagian bawah. Pengaturan ini berguna agar pada saat carrierl digunakan, beban terberat berada di pundak, bukan di pinggang agar kita tidak cepat lelah karena menahan beban yang berat akibat kesalahan packing.Barang-barang bawaan sbelum dimasukkan tas dibungkus dahulu dengan menggunakan kantong plastik. Tips ini untuk mencegah barang menjadi basah (berfungsi sebagai lapisan anti air) atau tercampur dengan peralatan atau pakaian kotor dan basah yang telah dipergunakan.
- Mengatur manajeman logistik dan bahan makanan yang mencukupiTips membawa makanan dalam mendaki gunung juga penting. Bawalah makanan yang ringan, ringkas namun cukup mengandung kalori. Juga bahan makanan yang cepat dimasak. Jangan membawa dan mengonsumsi minuman beralkohol karena meskipun hangat namun minuman beralkohol dapat memicu pecahnya kapiler darah karena terlalu cepatnya kapiler darah memuai dalam tubuh.
- Memperoleh izin dan melapor pada pos pendakianSebelum pendakian dilakukan WAJIB melapor dan memperoleh izin dari pihak-pihak terkait terutama di pos pendakian. Di pos pendakian ini, isilah buku tamu dengan mencantumkan lama pendakian, alamat lengkap dan nomor telepon keluarga atau teman yang dapat dihubungi bila terjadi musibah di gunung. Setelah kembali (turun) dari mendaki gunung jangan lupa untuk melapor kembali ke Pos Pendakian.
- Tidak merusak alam dan menjaga lingkungan sebaik-baiknya.Menikmati keindahan alam tanpa merusak atau menyakiti alam tentu akan semakin indah. Karena itu selama pendakian hindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak keindahan dan keseimbangan alam seperti melakukan aksi coret-coret (vandalisme), menebang tumbuhan sembarangan, menangkap hewan, memetik bunga (seperti edelweiss), maupun membuang sampak non-organikSampah, terutama sampah plastik yang dihasilkan selama pendakian hendaknya dikumpulkan dalam kantong plastik dan dibawa turun gunung dan dibuang di tempat sampah di pos pendakian. Tips ini sesuai dengan semboyan yang biasanya dipegang oleh pencinta alam: jangan pernah meninggalkan apapun di gunung kecuali tapak kaki dan kenangan.jangan pernah membawa apapun selain foto pemandangan di atas.ketika membuang putung rokok, matikan dulu bara apinya. Ini untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan. Tips ini dapat dipelajari lebih rinci setelah pendaki membaca materi pendukung (terdapat pada blog ini. Silahkan di buka pada posting sebelumnya).
Dengan melakukan tips-tips mendaki gunung di atas, pendakian yang dilakukan meskipun oleh pemula dapat terlaksana sesuai harapan dan terhindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tersesat ataupun terkena hipotermia. Karena pada prinsipnya, sebuah pendakian gunung bukanlah sekedar untuk mencapai puncak gunung belaka, namun juga musti mampu kembali pulang. Selamat mendaki. Salam lestari!
Rumpalas
Akt.II 170302/R/II/013