Pernah baca
tentang cincin api pasifik? Nah, Indonesia termasuk kedalam wilayah cicin api
pasifik. Lalu apa sih cincin api itu? Berikut ini adalah penjelasannya.
Cincin Api Pasifik
atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa
Inggris: Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi
dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra
Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup
wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk
gempa Pasifik.
Sekitar 90%
dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di
sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan
17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang
membentang dari Jawa ke Sumatra,
Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika.
Indonesia
membentang dari Sabang sampai Merauke, disinilah Indonesia memiliki kawasan
yang tergolong sebagai gunung api aktif terbanyak di dunia. Berikut ini adalah
penjelasan tentang gunung api dan daftar wilayah yang termasuk gunung api:
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah
yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas
(batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi
material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih
lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice
volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api
lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin
bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat
kita lihat di daerah Kuwu,
Grobogan,
Jawa Tengah
yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung
berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah
gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire).
Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan
tektonik.
Gunung
berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi
yang aktif mungkin berubah
menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau
mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum
berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan
sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam
keadaan istirahat atau telah mati.
Apabila
gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung
berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh
gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
- Aliran lava.
- Letusan gunung berapi.
- Aliran lumpur.
- Abu.
- Kebakaran hutan.
- Gas beracun.
- Gelombang tsunami.
- Gempa bumi.
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
|
||
Status
|
Makna
|
Tindakan
|
AWAS
|
·
Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang
meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
·
Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
· Letusan
berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
|
·
Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk
dikosongkan
·
Koordinasi dilakukan secara harian
·
Piket penuh
|
SIAGA
|
·
Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke
arah letusan atau menimbulkan bencana
·
Peningkatan intensif kegiatan seismik
·
Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera
berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
·
Jika tren peningkatan berlanjut,
letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
|
·
Sosialisasi di wilayah terancam
·
Penyiapan sarana darurat
·
Koordinasi harian
·
Piket penuh
|
WASPADA
|
·
Ada aktivitas apa pun bentuknya
·
Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
·
Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis
lainnya
·
Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh
aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
|
·
Penyuluhan/sosialisasi
·
Penilaian bahaya
·
Pengecekan sarana
·
Pelaksanaan piket terbatas
|
NORMAL
|
·
Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
· Level
aktivitas dasar
|
·
Pengamatan rutin
·
Survei dan penyelidikan
|
Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya
- Stratovolcano : Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
- Perisai : Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
- Cinder Cone : Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
- Kaldera : Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
Klasifikasi gunung berapi di Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi
ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.
- Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
- Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
- Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.
No.
|
Nama
|
Bentuk
|
Tinggi
|
Letusan terakhir
|
Geolokasi
|
|
1
|
Weh
|
stratovulkan
|
617 m
(2,020 kaki)
|
Pleistosen
|
5,82°LU
95,28°BT
|
|
2
|
Seulawah
Agam
|
stratovulkan
|
1,810 m
(5.94 kaki)
|
1839 (2)
|
5,448°LU
95,658°BT
|
|
3
|
Peuet
Sagoe
|
kompleks
|
2,801 m
(9.19 kaki)
|
25
Desember 2000 (2)
|
4,914°LU
96,329°BT
|
|
4
|
Geureudong
|
stratovulkan
|
2,885 m
(9.47 kaki)
|
1937
|
4,813°LU
96,82°BT
|
|
5
|
Kembar
|
perisai
|
2,245 m
(7.37 kaki)
|
Pleistosen
|
3,85°LU
97,664°BT
|
|
6
|
Sibayak
|
stratovulkan
|
2,212 m
(7.26 kaki)
|
1881
|
3,23°LU
98,52°BT
|
|
7
|
Sinabung
|
stratovulkan
|
2,460 m
(8.07 kaki)
|
14
November 2013
|
3,17°LU
98,392°BT
|
|
8
|
Toba
|
supervulkan
|
2,157 m
(7.08 kaki)
|
72000 SM
|
2,58°LU
98,83°BT
|
|
9
|
Helatoba-Tarutung
|
Fumarol
|
1,100 m
(3.61 kaki)
|
Pleistosen
|
2,03°LU
98,93°BT
|
|
10
|
Imun
|
Tidak
diketahui
|
1,505 m
(4.94 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
2,158°LU
98,93°BT
|
|
11
|
Sibualbuali
|
stratovulkan
|
1,819 m (5.97
kaki)
|
Tidak
diketahui
|
1,556°LU
99,255°BT
|
|
12
|
Lubukraya
|
stratovulkan
|
1,862 m
(6.11 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
1,478°LU
99,209°BT
|
|
13
|
Sorikmarapi
|
stratovulkan
|
2,145 m
(7.04 kaki)
|
1986 (1)
|
0,686°LU
99,539°BT
|
|
14
|
Talakmau
|
kompleks
|
2,919 m
(9.58 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
0,079°LU
99,98°BT
|
|
15
|
Sarik-Gajah
|
kerucut
|
Tidak
diketahui
|
Tidak
diketahui
|
0,008°LU
100,2°BT
|
|
16
|
Marapi
|
kompleks
|
2,891 m
(9.48 kaki)
|
5 Agustus
2004 (2)
|
0,381°LS
100,473°BT
|
|
17
|
Singgalang
|
Stratovulkan
|
2,877 m
(9.44 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
0,42°LS
100,317°BT
|
|
18
|
Tandikat
|
stratovulkan
|
2,438 m
(8.00 kaki)
|
1924 (1)
|
0,433°LS
100,317°BT
|
|
19
|
Sago
|
Stratovulkan
|
2,271 m
(7.45 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
0,354°LS
100,378°BT
|
|
20
|
Talang
|
stratovulkan
|
2,597 m
(8.52 kaki)
|
12 April
2005 (2)
|
0,978°LS
100,679°BT
|
|
21
|
Kerinci
|
stratovulkan
|
3,800 m
(12.47 kaki)
|
22 Juni
2004 (2)
|
1,697°LS
101,264°BT
|
|
22
|
Hutapanjang
|
stratovulkan
|
2,021 m
(6.63 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
2,33°LS
101,6°BT
|
|
23
|
Sumbing
|
stratovulkan
|
2,507 m
(8.23 kaki)
|
23 Mei
1921 (2)
|
2,414°LS
101,728°BT
|
|
24
|
Kunyit
|
stratovulkan
|
2,151 m
(7.06 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
2,592°LS
101,63°BT
|
|
25
|
Pendan
|
Tidak
diketahui
|
Tidak
diketahui
|
Tidak
diketahui
|
2,82°LS
102,02°BT
|
|
26
|
Belirang-Beriti
|
gabungan
|
1,958 m
(6.42 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
2,82°LS
102,18°BT
|
|
27
|
Bukit Daun
|
stratovulkan
|
2,467 m
(8.09 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
3,38°LS
102,37°BT
|
|
28
|
Kaba
|
stratovulkan
|
1,952 m
(6.40 kaki)
|
22 Agustus
2000 (1)
|
3,52°LS
102,62°BT
|
|
29
|
Dempo
|
stratovulkan
|
3,173 m
(10.41 kaki)
|
Oktober
1994 (1)
|
4,03°LS
103,13°BT
|
|
30
|
Patah
|
Tidak
diketahui
|
2,817 m
(9.24 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
4,27°LS
103,3°BT
|
|
31
|
Bukit
Lumut Balai
|
stratovulkan
|
2,055 m
(6.74 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
4,23°LS
103,62°BT
|
|
32
|
Besar
|
stratovulkan
|
1,899 m
(6.23 kaki)
|
April 1940
(1)
|
4,43°LS
103,67°BT
|
|
33
|
Ranau
|
kaldera
|
1,881 m
(6.17 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
4,83°LS
103,92°BT
|
|
34
|
Sekincau
Belirang
|
kaldera
|
1,719 m
(5.64 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
5,12°LS
104,32°BT
|
|
35
|
Suoh
|
kaldera
|
1,000 m
(3.28 kaki)
|
10 Juli
1933 (4)
|
5,25°LS
104,27°BT
|
|
36
|
Hulubelu
|
kaldera
|
1,040 m
(3.41 kaki)
|
1836
|
5,35°LS
104,6°BT
|
|
37
|
Rajabasa
|
stratovulkan
|
1,281 m
(4.20 kaki)
|
1798
|
5,78°LS
105,625°BT
|
|
38
|
Krakatau
|
kaldera
|
813 m
(2,670 kaki)
|
11 Januari
2011 ( )
|
6,102°LS
105,423°BT
|
|
39
|
Pulosari
|
stratovulkan
|
1,346 m
(4.42 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
6,342°LS
105,975°BT
|
|
40
|
Karang
|
stratovulkan
|
1,778 m
(5.83 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
6,27°LS
106,042°BT
|
|
41
|
Kiaraberes-Gagak
|
stratovulkan
|
1,511 m
(4.96 kaki)
|
6 April
1939 (1)
|
6,73°LS
106,65°BT
|
|
42
|
Perbakti
|
stratovulkan
|
1,699 m
(5.57 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
6,75°LS
106,68°BT
|
|
43
|
Salak
|
stratovulkan
|
2,211 m
(7.25 kaki)
|
31 Januari
1938 (2)
|
6,72°LS
106,73°BT
|
|
44
|
Gede
|
stratovulkan
|
2,958 m
(9.70 kaki)
|
13 Maret
1957 (2)
|
6,78°LS
106,98°BT
|
|
45
|
Patuha
|
stratovulkan
|
2,434 m
(7.99 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,16°LS
107,4°BT
|
|
46
|
Wayang-Windu
|
kubah lava
|
2,182 m
(7.16 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,208°LS
107,63°BT
|
|
47
|
Malabar
|
stratovulkan
|
2,343 m
(7.69 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,13°LS
107,65°BT
|
|
48
|
Tangkuban
Perahu
|
stratovulkan
|
2,084 m
(6.84 kaki)
|
14
September 1983 (1)
|
6,77°LS
107,6°BT
|
|
49
|
Papandayan
|
stratovulkan
|
2,665 m
(8.74 kaki)
|
11
November 2002 (2)
|
7,32°LS
107,73°BT
|
|
50
|
Kendang
|
stratovulkan
|
2,608 m
(8.56 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,23°LS
107,72°BT
|
|
51
|
Kamojang
|
stratovulkan
|
1,730 m
(5.68 kaki)
|
Pleistosen
|
7,125°LS
107,8°BT
|
|
52
|
Guntur
|
kompleks
|
2,249 m
(7.38 kaki)
|
16 Oktober
1847 (2)
|
7,143°LS
107,84°BT
|
|
53
|
Tampomas
|
stratovulkan
|
1,684 m
(5.52 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
6,77°LS
107,95°BT
|
|
54
|
Galunggung
|
stratovulkan
|
2,168 m
(7.11 kaki)
|
9 Januari
1984 (1)
|
7,25°LS
108,058°BT
|
|
55
|
Talagabodas
|
stratovulkan
|
2,201 m
(7.22 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,208°LS
108,07°BT
|
|
56
|
Karaha
|
fumarol
|
1,155 m
(3.79 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,12°LS
108,08°BT
|
|
57
|
Cereme
|
stratovulkan
|
3,078 m
(10.10 kaki)
|
1951
|
6,892°LS
108,4°BT
|
|
58
|
Slamet
|
stratovulkan
|
3,432 m
(11.26 kaki)
|
1 Mei 1999
(1)
|
7,242°LS
109,208°BT
|
|
59
|
Dieng
|
kompleks
|
2,565 m
(8.42 kaki)
|
31
Desember 1996 (1)
|
7,2°LS
109,92°BT
|
|
60
|
Sundoro
|
stratovulkan
|
3,136 m
(10.29 kaki)
|
29 Oktober
1971 (2)
|
7,3°LS
109,992°BT
|
|
61
|
Sumbing
|
stratovulkan
|
3,371 m
(11.06 kaki)
|
1730 (1)
|
7,384°LS
110,07°BT
|
|
62
|
Ungaran
|
stratovulkan
|
2,050 m
(6.73 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,18°LS
110,33°BT
|
|
63
|
Telomoyo
|
stratovulkan
|
1,894 m
(6.21 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,37°LS
110,4°BT
|
|
64
|
Merbabu
|
stratovulkan
|
3,145 m
(10.32 kaki)
|
1797 (2)
|
7,45°LS
110,43°BT
|
|
65
|
Merapi
|
stratovulkan
|
2,968 m
(9.74 kaki)
|
18
November 2013[17]
|
7,542°LS
110,442°BT
|
|
66
|
Muria
|
stratovulkan
|
1,625 m
(5.33 kaki)
|
160 SM ±
30 tahun
|
6,62°LS
110,88°BT
|
|
67
|
Lawu
|
stratovulkan
|
3,265 m
(10.71 kaki)
|
28
November 1885 (1)
|
7,625°LS
111,192°BT
|
|
68
|
Wilis
|
stratovulkan
|
2,563 m
(8.41 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,808°LS
111,758°BT
|
|
69
|
Kelud
|
stratovulkan
|
1,731 m
(5.68 kaki)
|
13
Februari 2014 (4)
|
7,93°LS
112,308°BT
|
|
70
|
Kawi-Butak
|
stratovulkan
|
2,651 m
(8.70 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,92°LS
112,45°BT
|
|
71
|
Arjuno-Welirang
|
stratovulkan
|
3,339 m
(10.95 kaki)
|
15 Agustus
1952 (0)
|
7,725°LS
112,58°BT
|
|
72
|
Penanggungan
|
stratovulkan
|
1,653 m
(5.42 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,62°LS
112,63°BT
|
|
73
|
Malang
|
maar
|
680 m
(2,200 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
8,02°LS
112,68°BT
|
|
74
|
Semeru
|
stratovulkan
|
3,676 m
(12.06 kaki)
|
1967–2006
berkelanjutan (3)
|
8,108°LS
112,92°BT
|
|
75
|
Tengger
|
stratovulkan
|
2,329 m
(7.64 kaki)
|
8 Juni
2004 (2)
|
7,942°LS
112,95°BT
|
|
76
|
Lamongan
|
stratovulkan
|
1,651 m
(5.42 kaki)
|
5 Februari
1898 (2)
|
7,979°LS
113,342°BT
|
|
77
|
Lurus
|
kompleks
|
539 m
(1,770 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,73°LS
113,58°BT
|
|
78
|
Iyang-Argapura
|
kompleks
|
3,088 m
(10.13 kaki)
|
Tidak diketahui
|
7,97°LS
113,57°BT
|
|
79
|
Raung
|
stratovulkan
|
3,332 m
(10.93 kaki)
|
2 Juni
2002 (2)
|
8,125°LS
114,042°BT
|
|
80
|
Ijen
|
stratovulkan
|
2,799 m
(9.18 kaki)
|
28 Juni
1999 (1)
|
8,058°LS
114,242°BT
|
|
81
|
Baluran
|
stratovulkan
|
1,247 m
(4.09 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,85°LS
114,37°BT
|
|
82
|
Merbuk
|
tba
|
1,386 m
(4.55 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
-
|
|
83
|
Bratan
|
kaldera
|
2,276 m
(7.47 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
8,28°LS
115,13°BT
|
|
84
|
Batur
|
kaldera
|
1,717 m
(5.63 kaki)
|
15 Maret
1999 (1)
|
8,242°LS
115,375°BT
|
|
85
|
Agung
|
stratovulkan
|
3,142 m
(10.31 kaki)
|
18
Februari 1963 (5)
|
8,342°LS
115,508°BT
|
|
86
|
Rinjani
|
stratovulkan
|
3,726 m
(12.22 kaki)
|
1 Oktober
2004 (2)
|
8,42°LS
116,47°BT
|
|
87
|
Tambora
|
stratovulkan
|
2,722 m
(8.93 kaki)
|
1967 ± 20
tahun (0)
|
8,25°LS
118°BT
|
|
88
|
Sangeang
Api
|
kompleks
|
1,949 m
(6.39 kaki)
|
30 Juli
1985 (3)
|
8,2°LS
119,07°BT
|
|
89
|
Wai Sano
|
kaldera
|
903 m
(2,960 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
8,72°LS
120,02°BT
|
|
90
|
Poco Leok
|
Tidak
diketahui
|
1,675 m
(5.50 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
8,68°LS
120,48°BT
|
|
91
|
Ranakah
|
kubah lava
|
2,100 m
(6.89 kaki)
|
Maret 1991
(1)
|
8,62°LS
120,52°BT
|
|
92
|
Inierie
|
stratovulkan
|
2,245 m
(7.37 kaki)
|
8050 SM
|
8,875°LS
120,95°BT
|
|
93
|
Inielika
|
kompleks
|
1,559 m
(5.11 kaki)
|
11 Januari
2001 (2)
|
8,73°LS
120,98°BT
|
|
94
|
Ebulobo
|
stratovulkan
|
2,124 m
(6.97 kaki)
|
27
Februari 1969 (2)
|
8,82°LS
121,18°BT
|
|
95
|
Iya
|
stratovulkan
|
637 m
(2,090 kaki)
|
27 Januari
1969 (3)
|
8,897°LS
121,645°BT
|
|
96
|
Sukaria
|
kaldera
|
1,500 m
(4.92 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
8,792°LS
121,77°BT
|
|
97
|
Ndete Napu
|
fumarol
|
750 m
(2,500 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
8,72°LS
121,78°BT
|
|
98
|
Kelimutu
|
kompleks
|
1,639 m
(5.38 kaki)
|
3 Juni
1968 (1)
|
8,77°LS
121,82°BT
|
|
99
|
Paluweh
|
stratovulkan
|
875 m
(2,870 kaki)
|
3 Februari
1985 (1)
|
8,32°LS
121,708°BT
|
|
100
|
Egon
|
stratovulkan
|
1,703 m
(5.59 kaki)
|
6 Februari
2005 (1)
|
8,67°LS
122,45°BT
|
|
101
|
Ilimuda
|
stratovulkan
|
1,100 m
(3.61 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
8,478°LS
122,671°BT
|
|
102
|
Lewotobi
|
stratovulkan
|
1,703 m
(5.59 kaki)
|
30 Mei
2003 (2)
|
8,542°LS
122,775°BT
|
|
103
|
Leroboleng
|
kompleks
|
1,117 m
(3.66 kaki)
|
26 Juni
2003 (3)
|
8,358°LS
122,842°BT
|
|
104
|
Riang
Kotang
|
fumarol
|
200 m (660
kaki)
|
Tidak
diketahui
|
8,3°LS
122,892°BT
|
|
105
|
Iliboleng
|
stratovulkan
|
1,659 m
(5.44 kaki)
|
Juni 1993
(1)
|
8,342°LS
123,258°BT
|
|
106
|
Lewotolo
|
stratovulkan
|
1,423 m
(4.67 kaki)
|
15 Desember
1951 (2)
|
8,272°LS
123,505°BT
|
|
107
|
Ililabalekan
|
stratovulkan
|
1,018 m
(3.34 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
8,55°LS
123,38°BT
|
|
108
|
Iliwerung
|
kompleks
|
1,018 m
(3.34 kaki)
|
22 Mei
1999 (0)
|
8,53°LS
123,57°BT
|
|
109
|
Batu Tara
|
stratovulkan
|
748 m
(2,450 kaki)
|
1847 (2)
|
7,792°LS
123,579°BT
|
|
110
|
Sirung
|
kompleks
|
862 m
(2,830 kaki)
|
1970 (2)
|
8,508°LS
124,13°BT
|
|
111
|
Yersey
|
dasar laut
|
-3,800 m
(-12 kaki)
|
Tidak
diketahui
|
7,53°LS
123,95°BT
|
|
112
|
Emperor of
China
|
bawah laut
|
-2,850 m
(-9.4 kaki)
|
tidak
diketahui
|
6,62°LS
124,22°BT
|
|
113
|
Nieuwerkerk
|
bawah laut
|
-2,285 m
(-7.50 kaki)
|
tidak
diketahui
|
6,6°LS
124,675°BT
|
|
114
|
Gunungapi
Wetar
|
stratovulkan
|
282 m (930
kaki)
|
1699 (3)
|
6,642°LS
126,65°BT
|
|
115
|
Wurlali
|
stratovulkan
|
868 m
(2,850 kaki)
|
3 Juni
1892 (2)
|
7,125°LS
128,675°BT
|
|
116
|
Teon
|
stratovulkan
|
655 m
(2,150 kaki)
|
3 Juni
1904 (2)
|
6,92°LS
129,125°BT
|
|
117
|
Nila
|
stratovulkan
|
781 m
(2,560 kaki)
|
7 Mei 1968
(1)
|
6,73°LS
129,5°BT
|
|
118
|
Serua
|
stratovulkan
|
641 m
(2,100 kaki)
|
18
September 1921 (2)
|
6,3°LS
130°BT
|
|
119
|
Manuk
|
stratovulkan
|
282 m (930
kaki)
|
tidak
diketahui
|
5,53°LS
130,292°BT
|
|
120
|
Banda Api
|
kaldera
|
640 m
(2,100 kaki)
|
9 Mei 1988
(3)
|
4,525°LS
129,871°BT
|
|
121
|
Colo
|
stratovulkan
|
507 m
(1,660 kaki)
|
18 Juli
1983 (4)
|
0,17°LS
121,608°BT
|
|
122
|
Ambang
|
kompleks
|
1,795 m
(5.89 kaki)
|
1845 ± 5
years
|
0,75°LU
124,42°BT
|
|
123
|
Soputan
|
stratovulkan
|
1,784 m
(5.85 kaki)
|
24–30 10
2007
|
1,108°LU
124,73°BT
|
|
124
|
Sempu
|
kaldera
|
1,549 m
(5.08 kaki)
|
tidak
diketahui
|
1,13°LU
124,758°BT
|
|
125
|
Tondano
|
kaldera
|
1,202 m
(3.94 kaki)
|
tidak
diketahui
|
1,23°LU
124,83°BT
|
|
126
|
Lokon-Empung
|
stratovulkan
|
1,580 m
(5.18 kaki)
|
15-Jul-11
|
1,358°LU
124,792°BT
|
|
127
|
Mahawu
|
stratovulkan
|
1,324 m
(4.34 kaki)
|
16
November 1977 (0)
|
1,358°LU
124,858°BT
|
|
128
|
Klabat
|
stratovulkan
|
1,995 m
(6.55 kaki)
|
tidak
diketahui
|
1,47°LU
125,03°BT
|
|
129
|
Tongkoko
|
stratovulkan
|
1,149 m
(3.77 kaki)
|
1880 (1)
|
1,52°LU
125,2°BT
|
|
130
|
Ruang
|
stratovulkan
|
725 m
(2,380 kaki)
|
25
September 2002 (4)
|
2,3°LU
125,37°BT
|
|
131
|
Karangetang
|
stratovulkan
|
1,784 m
(5.85 kaki)
|
Agust-07
|
2,78°LU
125,4°BT
|
|
132
|
Banua Wuhu
|
bawah laut
|
-5 m (-16
kaki)
|
18 Juli
1919 (3)
|
3,138°LU
125,491°BT
|
|
133
|
Awu
|
stratovulkan
|
1,320 m
(4.33 kaki)
|
2 Juni
2004 (2)
|
3,67°LU
125,5°BT
|
|
134
|
Submarine
1922
|
bawah laut
|
-5,000 m
(-16 kaki)
|
tidak
diketahui
|
3,97°LU
125,17°BT
|
|
135
|
Tarakan
|
kerucut
piroklastik
|
318 m
(1,040 kaki)
|
tidak
diketahui
|
1,83°LU
127,83°BT
|
|
136
|
Dukono
|
kompleks
|
1,335 m
(4.38 kaki)
|
13 Agustus
1933 (3)
|
1,68°LU
127,88°BT
|
|
137
|
Tobaru
|
tidak
diketahui
|
1,035 m
(3.40 kaki)
|
tidak
diketahui
|
1,63°LU
127,67°BT
|
|
138
|
Ibu
|
stratovulkan
|
1,325 m
(4.35 kaki)
|
Mei 2005
(0)
|
1,488°LU
127,63°BT
|
|
139
|
Gamkonora
|
stratovulkan
|
1,635 m
(5.36 kaki)
|
9 Juli
2007 (?)
|
1,38°LU
127,53°BT
|
|
140
|
Todoko-Ranu
|
kaldera
|
979 m
(3,210 kaki)
|
tidak
diketahui
|
1,25°LU
127,47°BT
|
|
141
|
Jailolo
|
stratovulkan
|
1,130 m
(3.71 kaki)
|
tidak
diketahui
|
1,08°LU
127,42°BT
|
|
142
|
Hiri
|
stratovulkan
|
630 m
(2,100 kaki)
|
tidak
diketahui
|
0,9°LU
127,32°BT
|
|
143
|
Gamalama
|
stratovulkan
|
1,715 m
(5.63 kaki)
|
31 Juli 2003
(2)
|
0,8°LU
127,33°BT
|
|
144
|
Tidore
|
stratovulkan
|
1,730 m
(5.68 kaki)
|
tidak
diketahui
|
0,658°LU
127,4°BT
|
|
145
|
Mare
|
stratovulkan
|
308 m
(1,010 kaki)
|
tidak
diketahui
|
0,57°LU
127,4°BT
|
|
146
|
Moti
|
stratovulkan
|
950 m
(3,100 kaki)
|
tidak
diketahui
|
0,45°LU
127,4°BT
|
|
147
|
Makian
|
stratovulkan
|
1,357 m
(4.45 kaki)
|
29 Juli
1988 (3)
|
0,32°LU
127,4°BT
|
|
148
|
Tigalalu
|
stratovulkan
|
422 m
(1,380 kaki)
|
tidak
diketahui
|
0,07°LU
127,42°BT
|
|
149
|
Amasing
|
stratovulkan
|
1,030 m
(3.38 kaki)
|
tidak
diketahui
|
0,53°LS
127,48°BT
|
|
150
|
Bibinoi
|
stratovulkan
|
900 m
(3,000 kaki)
|
tidak
diketahui
|
0,77°LS
127,72°BT
|