Minggu, 21 September 2014

Cincin Api Pasifik


Pernah baca tentang cincin api pasifik? Nah, Indonesia termasuk kedalam wilayah cicin api pasifik. Lalu apa sih cincin api itu? Berikut ini adalah penjelasannya.
Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika.
Indonesia membentang dari Sabang sampai Merauke, disinilah Indonesia memiliki kawasan yang tergolong sebagai gunung api aktif terbanyak di dunia. Berikut ini adalah penjelasan tentang gunung api dan daftar wilayah yang termasuk gunung api:
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
  • Aliran lava.
  • Letusan gunung berapi.
  • Aliran lumpur.
  • Abu.
  • Kebakaran hutan.
  • Gas beracun.
  • Gelombang tsunami.
  • Gempa bumi.

Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
Status
Makna
Tindakan
AWAS
·       Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
·       Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
·       Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
·        Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
·        Koordinasi dilakukan secara harian
·        Piket penuh

SIAGA

·       Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
·       Peningkatan intensif kegiatan seismik
·       Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
·       Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
·        Sosialisasi di wilayah terancam
·        Penyiapan sarana darurat
·        Koordinasi harian
·        Piket penuh

WASPADA


·       Ada aktivitas apa pun bentuknya
·       Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
·       Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
·       Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
·        Penyuluhan/sosialisasi
·        Penilaian bahaya
·        Pengecekan sarana
·        Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL

·       Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
·       Level aktivitas dasar
·        Pengamatan rutin
·        Survei dan penyelidikan

Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya
  1. Stratovolcano : Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.

  1. Perisai : Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

  1. Cinder Cone : Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

  1. Kaldera : Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
Klasifikasi gunung berapi di Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.
  • Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
  • Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
  • Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.
No.
Nama
Bentuk

Tinggi
Letusan terakhir
Geolokasi
1
Weh
stratovulkan

617 m (2,020 kaki)
Pleistosen
5,82°LU 95,28°BT
2
Seulawah Agam
stratovulkan

1,810 m (5.94 kaki)
1839 (2)
5,448°LU 95,658°BT
3
Peuet Sagoe
kompleks

2,801 m (9.19 kaki)
25 Desember 2000 (2)
4,914°LU 96,329°BT
4
Geureudong
stratovulkan

2,885 m (9.47 kaki)
1937
4,813°LU 96,82°BT
5
Kembar
perisai

2,245 m (7.37 kaki)
Pleistosen
3,85°LU 97,664°BT
6
Sibayak
stratovulkan

2,212 m (7.26 kaki)
1881
3,23°LU 98,52°BT
7
Sinabung
stratovulkan

2,460 m (8.07 kaki)
14 November 2013
3,17°LU 98,392°BT
8
Toba
supervulkan

2,157 m (7.08 kaki)
72000 SM
2,58°LU 98,83°BT
9
Helatoba-Tarutung
Fumarol

1,100 m (3.61 kaki)
Pleistosen
2,03°LU 98,93°BT
10
Imun
Tidak diketahui

1,505 m (4.94 kaki)
Tidak diketahui
2,158°LU 98,93°BT
11
Sibualbuali
stratovulkan

1,819 m (5.97 kaki)
Tidak diketahui
1,556°LU 99,255°BT
12
Lubukraya
stratovulkan

1,862 m (6.11 kaki)
Tidak diketahui
1,478°LU 99,209°BT
13
Sorikmarapi
stratovulkan

2,145 m (7.04 kaki)
1986 (1)
0,686°LU 99,539°BT
14
Talakmau
kompleks

2,919 m (9.58 kaki)
Tidak diketahui
0,079°LU 99,98°BT
15
Sarik-Gajah
kerucut

Tidak diketahui
Tidak diketahui
0,008°LU 100,2°BT
16
Marapi
kompleks

2,891 m (9.48 kaki)
5 Agustus 2004 (2)
0,381°LS 100,473°BT
17
Singgalang
Stratovulkan

2,877 m (9.44 kaki)
Tidak diketahui
0,42°LS 100,317°BT
18
Tandikat
stratovulkan

2,438 m (8.00 kaki)
1924 (1)
0,433°LS 100,317°BT
19
Sago
Stratovulkan

2,271 m (7.45 kaki)
Tidak diketahui
0,354°LS 100,378°BT
20
Talang
stratovulkan

2,597 m (8.52 kaki)
12 April 2005 (2)
0,978°LS 100,679°BT
21
Kerinci
stratovulkan

3,800 m (12.47 kaki)
22 Juni 2004 (2)
1,697°LS 101,264°BT
22
Hutapanjang
stratovulkan

2,021 m (6.63 kaki)
Tidak diketahui
2,33°LS 101,6°BT
23
Sumbing
stratovulkan

2,507 m (8.23 kaki)
23 Mei 1921 (2)
2,414°LS 101,728°BT
24
Kunyit
stratovulkan

2,151 m (7.06 kaki)
Tidak diketahui
2,592°LS 101,63°BT
25
Pendan
Tidak diketahui

Tidak diketahui
Tidak diketahui
2,82°LS 102,02°BT
26
Belirang-Beriti
gabungan

1,958 m (6.42 kaki)
Tidak diketahui
2,82°LS 102,18°BT
27
Bukit Daun
stratovulkan

2,467 m (8.09 kaki)
Tidak diketahui
3,38°LS 102,37°BT
28
Kaba
stratovulkan

1,952 m (6.40 kaki)
22 Agustus 2000 (1)
3,52°LS 102,62°BT
29
Dempo
stratovulkan

3,173 m (10.41 kaki)
Oktober 1994 (1)
4,03°LS 103,13°BT
30
Patah
Tidak diketahui

2,817 m (9.24 kaki)
Tidak diketahui
4,27°LS 103,3°BT
31
Bukit Lumut Balai
stratovulkan

2,055 m (6.74 kaki)
Tidak diketahui
4,23°LS 103,62°BT
32
Besar
stratovulkan

1,899 m (6.23 kaki)
April 1940 (1)
4,43°LS 103,67°BT
33
Ranau
kaldera

1,881 m (6.17 kaki)
Tidak diketahui
4,83°LS 103,92°BT
34
Sekincau Belirang
kaldera

1,719 m (5.64 kaki)
Tidak diketahui
5,12°LS 104,32°BT
35
Suoh
kaldera

1,000 m (3.28 kaki)
10 Juli 1933 (4)
5,25°LS 104,27°BT
36
Hulubelu
kaldera

1,040 m (3.41 kaki)
1836
5,35°LS 104,6°BT
37
Rajabasa
stratovulkan

1,281 m (4.20 kaki)
1798
5,78°LS 105,625°BT
38
Krakatau
kaldera

813 m (2,670 kaki)
11 Januari 2011 ( )
6,102°LS 105,423°BT
39
Pulosari
stratovulkan

1,346 m (4.42 kaki)
Tidak diketahui
6,342°LS 105,975°BT
40
Karang
stratovulkan

1,778 m (5.83 kaki)
Tidak diketahui
6,27°LS 106,042°BT
41
Kiaraberes-Gagak
stratovulkan

1,511 m (4.96 kaki)
6 April 1939 (1)
6,73°LS 106,65°BT
42
Perbakti
stratovulkan

1,699 m (5.57 kaki)
Tidak diketahui
6,75°LS 106,68°BT
43
Salak
stratovulkan

2,211 m (7.25 kaki)
31 Januari 1938 (2)
6,72°LS 106,73°BT
44
Gede
stratovulkan

2,958 m (9.70 kaki)
13 Maret 1957 (2)
6,78°LS 106,98°BT
45
Patuha
stratovulkan

2,434 m (7.99 kaki)
Tidak diketahui
7,16°LS 107,4°BT
46
Wayang-Windu
kubah lava

2,182 m (7.16 kaki)
Tidak diketahui
7,208°LS 107,63°BT
47
Malabar
stratovulkan

2,343 m (7.69 kaki)
Tidak diketahui
7,13°LS 107,65°BT
48
Tangkuban Perahu
stratovulkan

2,084 m (6.84 kaki)
14 September 1983 (1)
6,77°LS 107,6°BT
49
Papandayan
stratovulkan

2,665 m (8.74 kaki)
11 November 2002 (2)
7,32°LS 107,73°BT
50
Kendang
stratovulkan

2,608 m (8.56 kaki)
Tidak diketahui
7,23°LS 107,72°BT
51
Kamojang
stratovulkan

1,730 m (5.68 kaki)
Pleistosen
7,125°LS 107,8°BT
52
Guntur
kompleks

2,249 m (7.38 kaki)
16 Oktober 1847 (2)
7,143°LS 107,84°BT
53
Tampomas
stratovulkan

1,684 m (5.52 kaki)
Tidak diketahui
6,77°LS 107,95°BT
54
Galunggung
stratovulkan

2,168 m (7.11 kaki)
9 Januari 1984 (1)
7,25°LS 108,058°BT
55
Talagabodas
stratovulkan

2,201 m (7.22 kaki)
Tidak diketahui
7,208°LS 108,07°BT
56
Karaha
fumarol

1,155 m (3.79 kaki)
Tidak diketahui
7,12°LS 108,08°BT
57
Cereme
stratovulkan

3,078 m (10.10 kaki)
1951
6,892°LS 108,4°BT
58
Slamet
stratovulkan

3,432 m (11.26 kaki)
1 Mei 1999 (1)
7,242°LS 109,208°BT
59
Dieng
kompleks

2,565 m (8.42 kaki)
31 Desember 1996 (1)
7,2°LS 109,92°BT
60
Sundoro
stratovulkan

3,136 m (10.29 kaki)
29 Oktober 1971 (2)
7,3°LS 109,992°BT
61
Sumbing
stratovulkan

3,371 m (11.06 kaki)
1730 (1)
7,384°LS 110,07°BT
62
Ungaran
stratovulkan

2,050 m (6.73 kaki)
Tidak diketahui
7,18°LS 110,33°BT
63
Telomoyo
stratovulkan

1,894 m (6.21 kaki)
Tidak diketahui
7,37°LS 110,4°BT
64
Merbabu
stratovulkan

3,145 m (10.32 kaki)
1797 (2)
7,45°LS 110,43°BT
65
Merapi
stratovulkan

2,968 m (9.74 kaki)
18 November 2013[17]
7,542°LS 110,442°BT
66
Muria
stratovulkan

1,625 m (5.33 kaki)
160 SM ± 30 tahun
6,62°LS 110,88°BT
67
Lawu
stratovulkan

3,265 m (10.71 kaki)
28 November 1885 (1)
7,625°LS 111,192°BT
68
Wilis
stratovulkan

2,563 m (8.41 kaki)
Tidak diketahui
7,808°LS 111,758°BT
69
Kelud
stratovulkan

1,731 m (5.68 kaki)
13 Februari 2014 (4)
7,93°LS 112,308°BT
70
Kawi-Butak
stratovulkan

2,651 m (8.70 kaki)
Tidak diketahui
7,92°LS 112,45°BT
71
Arjuno-Welirang
stratovulkan

3,339 m (10.95 kaki)
15 Agustus 1952 (0)
7,725°LS 112,58°BT
72
Penanggungan
stratovulkan

1,653 m (5.42 kaki)
Tidak diketahui
7,62°LS 112,63°BT
73
Malang
maar

680 m (2,200 kaki)
Tidak diketahui
8,02°LS 112,68°BT
74
Semeru
stratovulkan

3,676 m (12.06 kaki)
1967–2006 berkelanjutan (3)
8,108°LS 112,92°BT
75
Tengger
stratovulkan

2,329 m (7.64 kaki)
8 Juni 2004 (2)
7,942°LS 112,95°BT
76
Lamongan
stratovulkan

1,651 m (5.42 kaki)
5 Februari 1898 (2)
7,979°LS 113,342°BT
77
Lurus
kompleks

539 m (1,770 kaki)
Tidak diketahui
7,73°LS 113,58°BT
78
Iyang-Argapura
kompleks

3,088 m (10.13 kaki)
Tidak diketahui
7,97°LS 113,57°BT
79
Raung
stratovulkan

3,332 m (10.93 kaki)
2 Juni 2002 (2)
8,125°LS 114,042°BT
80
Ijen
stratovulkan

2,799 m (9.18 kaki)
28 Juni 1999 (1)
8,058°LS 114,242°BT
81
Baluran
stratovulkan

1,247 m (4.09 kaki)
Tidak diketahui
7,85°LS 114,37°BT
82
Merbuk
tba

1,386 m (4.55 kaki)
Tidak diketahui
-
83
Bratan
kaldera

2,276 m (7.47 kaki)
Tidak diketahui
8,28°LS 115,13°BT
84
Batur
kaldera

1,717 m (5.63 kaki)
15 Maret 1999 (1)
8,242°LS 115,375°BT
85
Agung
stratovulkan

3,142 m (10.31 kaki)
18 Februari 1963 (5)
8,342°LS 115,508°BT
86
Rinjani
stratovulkan

3,726 m (12.22 kaki)
1 Oktober 2004 (2)
8,42°LS 116,47°BT
87
Tambora
stratovulkan

2,722 m (8.93 kaki)
1967 ± 20 tahun (0)
8,25°LS 118°BT
88
Sangeang Api
kompleks

1,949 m (6.39 kaki)
30 Juli 1985 (3)
8,2°LS 119,07°BT
89
Wai Sano
kaldera

903 m (2,960 kaki)
Tidak diketahui
8,72°LS 120,02°BT
90
Poco Leok
Tidak diketahui

1,675 m (5.50 kaki)
Tidak diketahui
8,68°LS 120,48°BT
91
Ranakah
kubah lava

2,100 m (6.89 kaki)
Maret 1991 (1)
8,62°LS 120,52°BT
92
Inierie
stratovulkan

2,245 m (7.37 kaki)
8050 SM
8,875°LS 120,95°BT
93
Inielika
kompleks

1,559 m (5.11 kaki)
11 Januari 2001 (2)
8,73°LS 120,98°BT
94
Ebulobo
stratovulkan

2,124 m (6.97 kaki)
27 Februari 1969 (2)
8,82°LS 121,18°BT
95
Iya
stratovulkan

637 m (2,090 kaki)
27 Januari 1969 (3)
8,897°LS 121,645°BT
96
Sukaria
kaldera

1,500 m (4.92 kaki)
Tidak diketahui
8,792°LS 121,77°BT
97
Ndete Napu
fumarol

750 m (2,500 kaki)
Tidak diketahui
8,72°LS 121,78°BT
98
Kelimutu
kompleks

1,639 m (5.38 kaki)
3 Juni 1968 (1)
8,77°LS 121,82°BT
99
Paluweh
stratovulkan

875 m (2,870 kaki)
3 Februari 1985 (1)
8,32°LS 121,708°BT
100
Egon
stratovulkan

1,703 m (5.59 kaki)
6 Februari 2005 (1)
8,67°LS 122,45°BT
101
Ilimuda
stratovulkan

1,100 m (3.61 kaki)
Tidak diketahui
8,478°LS 122,671°BT
102
Lewotobi
stratovulkan

1,703 m (5.59 kaki)
30 Mei 2003 (2)
8,542°LS 122,775°BT
103
Leroboleng
kompleks

1,117 m (3.66 kaki)
26 Juni 2003 (3)
8,358°LS 122,842°BT
104
Riang Kotang
fumarol

200 m (660 kaki)
Tidak diketahui
8,3°LS 122,892°BT
105
Iliboleng
stratovulkan

1,659 m (5.44 kaki)
Juni 1993 (1)
8,342°LS 123,258°BT
106
Lewotolo
stratovulkan

1,423 m (4.67 kaki)
15 Desember 1951 (2)
8,272°LS 123,505°BT
107
Ililabalekan
stratovulkan

1,018 m (3.34 kaki)
Tidak diketahui
8,55°LS 123,38°BT
108
Iliwerung
kompleks

1,018 m (3.34 kaki)
22 Mei 1999 (0)
8,53°LS 123,57°BT
109
Batu Tara
stratovulkan

748 m (2,450 kaki)
1847 (2)
7,792°LS 123,579°BT
110
Sirung
kompleks

862 m (2,830 kaki)
1970 (2)
8,508°LS 124,13°BT
111
Yersey
dasar laut

-3,800 m (-12 kaki)
Tidak diketahui
7,53°LS 123,95°BT
112
Emperor of China
bawah laut

-2,850 m (-9.4 kaki)
tidak diketahui
6,62°LS 124,22°BT
113
Nieuwerkerk
bawah laut

-2,285 m (-7.50 kaki)
tidak diketahui
6,6°LS 124,675°BT
114
Gunungapi Wetar
stratovulkan

282 m (930 kaki)
1699 (3)
6,642°LS 126,65°BT
115
Wurlali
stratovulkan

868 m (2,850 kaki)
3 Juni 1892 (2)
7,125°LS 128,675°BT
116
Teon
stratovulkan

655 m (2,150 kaki)
3 Juni 1904 (2)
6,92°LS 129,125°BT
117
Nila
stratovulkan

781 m (2,560 kaki)
7 Mei 1968 (1)
6,73°LS 129,5°BT
118
Serua
stratovulkan

641 m (2,100 kaki)
18 September 1921 (2)
6,3°LS 130°BT
119
Manuk
stratovulkan

282 m (930 kaki)
tidak diketahui
5,53°LS 130,292°BT
120
Banda Api
kaldera

640 m (2,100 kaki)
9 Mei 1988 (3)
4,525°LS 129,871°BT
121
Colo
stratovulkan

507 m (1,660 kaki)
18 Juli 1983 (4)
0,17°LS 121,608°BT
122
Ambang
kompleks

1,795 m (5.89 kaki)
1845 ± 5 years
0,75°LU 124,42°BT
123
Soputan
stratovulkan

1,784 m (5.85 kaki)
24–30 10 2007
1,108°LU 124,73°BT
124
Sempu
kaldera

1,549 m (5.08 kaki)
tidak diketahui
1,13°LU 124,758°BT
125
Tondano
kaldera

1,202 m (3.94 kaki)
tidak diketahui
1,23°LU 124,83°BT
126
Lokon-Empung
stratovulkan

1,580 m (5.18 kaki)
15-Jul-11
1,358°LU 124,792°BT
127
Mahawu
stratovulkan

1,324 m (4.34 kaki)
16 November 1977 (0)
1,358°LU 124,858°BT
128
Klabat
stratovulkan

1,995 m (6.55 kaki)
tidak diketahui
1,47°LU 125,03°BT
129
Tongkoko
stratovulkan

1,149 m (3.77 kaki)
1880 (1)
1,52°LU 125,2°BT
130
Ruang
stratovulkan

725 m (2,380 kaki)
25 September 2002 (4)
2,3°LU 125,37°BT
131
Karangetang
stratovulkan

1,784 m (5.85 kaki)
Agust-07
2,78°LU 125,4°BT
132
Banua Wuhu
bawah laut

-5 m (-16 kaki)
18 Juli 1919 (3)
3,138°LU 125,491°BT
133
Awu
stratovulkan

1,320 m (4.33 kaki)
2 Juni 2004 (2)
3,67°LU 125,5°BT
134
Submarine 1922
bawah laut

-5,000 m (-16 kaki)
tidak diketahui
3,97°LU 125,17°BT
135
Tarakan
kerucut piroklastik

318 m (1,040 kaki)
tidak diketahui
1,83°LU 127,83°BT
136
Dukono
kompleks

1,335 m (4.38 kaki)
13 Agustus 1933 (3)
1,68°LU 127,88°BT
137
Tobaru
tidak diketahui

1,035 m (3.40 kaki)
tidak diketahui
1,63°LU 127,67°BT
138
Ibu
stratovulkan

1,325 m (4.35 kaki)
Mei 2005 (0)
1,488°LU 127,63°BT
139
Gamkonora
stratovulkan

1,635 m (5.36 kaki)
9 Juli 2007 (?)
1,38°LU 127,53°BT
140
Todoko-Ranu
kaldera

979 m (3,210 kaki)
tidak diketahui
1,25°LU 127,47°BT
141
Jailolo
stratovulkan

1,130 m (3.71 kaki)
tidak diketahui
1,08°LU 127,42°BT
142
Hiri
stratovulkan

630 m (2,100 kaki)
tidak diketahui
0,9°LU 127,32°BT
143
Gamalama
stratovulkan

1,715 m (5.63 kaki)
31 Juli 2003 (2)
0,8°LU 127,33°BT
144
Tidore
stratovulkan

1,730 m (5.68 kaki)
tidak diketahui
0,658°LU 127,4°BT
145
Mare
stratovulkan

308 m (1,010 kaki)
tidak diketahui
0,57°LU 127,4°BT
146
Moti
stratovulkan

950 m (3,100 kaki)
tidak diketahui
0,45°LU 127,4°BT
147
Makian
stratovulkan

1,357 m (4.45 kaki)
29 Juli 1988 (3)
0,32°LU 127,4°BT
148
Tigalalu
stratovulkan

422 m (1,380 kaki)
tidak diketahui
0,07°LU 127,42°BT
149
Amasing
stratovulkan

1,030 m (3.38 kaki)
tidak diketahui
0,53°LS 127,48°BT
150
Bibinoi
stratovulkan

900 m (3,000 kaki)
tidak diketahui
0,77°LS 127,72°BT


1 komentar:

  1. The best slots, slots and casinos with the best bonuses - Dr.
    With 광양 출장샵 over 120,000 과천 출장샵 casino games, the best online slots 포항 출장마사지 and casinos with the best bonuses 안성 출장안마 are now. Explore our guide to the best slot machine games 성남 출장샵 and

    BalasHapus