Senin, 07 Juli 2014

Materi Mountaineering


MOUNTAINEERING

Didalam pendakian suatu gunung banyak hal-hal yang harus kita ketahui (sebagai seorang pencinta alam) yang berupa : aturan-aturan pendakian, perlengkapan pendakian, persiapan, cara-cara yang baik, untuk mendaki gunung dan lain-lain. Segalanya inilah yang tercakup dalam bidang Mountaineering. Mendaki gunung dalam pengertian Mountaineering terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :

1. Berjalan (Hill Walking)
Secara khusus kegiatan ini disebut mendaki gunung. Hill Walking adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang hanya memungkinkan berkembangnya tahap ini. Disini aspek yang lebih menonjol adalah daya tarik dari alam yang dijelajahi (nature interested)

2. Memanjat (Rock Climbing)
Walaupun kegiatan ini terpaksa harus memisahkan diri dari Mountaineering, namun ia tetap merupakan cabang darinya. Perkembangan yang pesat telah melahirkan banyak metode-metode pemanjatan tebing yang ternyata perlu untuk diperdalam secara khusus. Namun prinsipnya dengan tiga titik dan berat dan kaki yang berhenti, tangan hanya memberi pertolongan

3. Mendaki gunung es (Ice & Snow Climbing)
Kedua jenis kegiatan ini dapat dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah cara-cara pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing adalah teknik-teknik pendakian tebing gunung salju.Dalam ketiga macam kegiatan di atas tentu didalamnya telah mencakup : Mountcamping, Mount Resque, Navigasi medan dan peta, PPPK pegunungan, teknik-teknik Rock Climbing dan lain-lain.

A.  PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG
1.      Pengenalan Medan
Untuk menguasai medan dan memperhitungkan bahaya obyek seorang pendaki harus menguasai menguasai pengetahuan medan, yaitu membaca peta, menggunakan kompas serta altimeter.Mengetahui perubahan cuaca atau iklim. Cara lain untuk mengetahui medan yang akan dihadapi adalah dengan bertanya dengan orang-orang yang pernah mendaki gunung tersebut. Tetapi cara yang terbaik adalah mengikut sertakan orang yang pernah mendaki gunung tersebut bersama kita.

2.   Persiapan Fisik
Persiapan fisik bagi pendaki gunung terutama mencakup tenaga aerobic dan
kelenturan otot. Kesegaran jasmani akan mempengaruhi transport oksigen melelui peredaran darah ke otot-otot badan, dan ini penting karena semakin tinggi suatu daerah semakin rendah kadar oksigennya.

3.   Persiapan Tim
Menentukan anggota tim dan membagi tugas serta mengelompokkannya dan merencanakan semua yang berkaitan dengan pendakian.

4.   Perbekalan dan Peralatan
Persiapan perlengkapan merupakan awal pendakian gunung itu sendiri. Perlengkapan mendaki gunung umumnya mahal, tetapi ini wajar karena ini merupakan pelindung keselamatan pendaki itu sendiri. Gunung merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita yang terbiasa hidup di daerah yang lebih rendah. Karena itu diperlukan perlengkapan yang memadai agar pendaki mampu menyesuaikan di ketinggian yang baru itu. Seperti sepatu, ransel, pakaian, tenda, perlengkapan tidur, perlengkapan masak, makanan, obat-obatan dan lain-lain.

B. LANGKAH-LANGKAH DAN PROSEDUR PENDAKIAN
Umumnya langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh kelompok-kelompok pencinta alam dalam suatu kegiatan pendakian gunung meliputi tiga langkah, yaitu :
1. Persiapan yang dimaksud persiapan pendakian gunung adalah :
•     Menentukan pengurus panitia pendakian, yang akan bekerja mengurus : Perijinan pendakian, perhitungan anggaran biaya, penentuan jadwal pendakian, persiapan perlengkapan/transportasi dan segala macam urusan lainnya yang berkaitan dengan pendakian.
•     Persiapan fisik dan mental anggota pendaki, ini biasanya dilakukan dengan berolahraga secara rutin untuk mengoptimalkan kondisi fisik serta memeksimalkan ketahanan nafas. Persiapan mental dapat dilakukan dengan mencari/mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga timbul dalam pendakian beserta cara-cara pencegahan/pemecahannya.

2.   Pelaksanaan bila ingin mendaki gunung yang belum pernah didaki sebelumnya disarankan membawa guide/penunjuk jalan atau paling tidak seseorang yang telah pernah mendaki gunung tersebut, atau bisa juga dilakukan dengan pengetahuan membaca jalur pendakian. Untuk memudahkan koordinasi, semua peserta pendakian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
- Kelompok pelopor
- Kelompok inti
- Kelompok penyapu
Masing-masing kelompok, ditunjuk penanggungjawabnya oleh komandan lapangan (penanggungjawab koordinasi).Daftarkan kelompok anda pada buku pendakian yang tersedia di setiap base camp pendakian, biasanya menghubungi anggota SAR atau juru kunci gunung tersebut.Didalam perjalanan posisi kelompok diusahakan tetap yaitu : Pelopor di depan (disertai guide), kelompok initi di tengah, dan team penyapu di belakang. Jangan sesekali merasa segan untuk menegur peserta yang melanggar peraturan ini.Demikian juga saat penurunan, posisi semula diusahakan tetap. Setelah tiba di puncak dan di base camp jangan lupa mengecek jumlah peserta, siapa tahu ada yang tertinggal.

3.   Evaluasi
Biasakanlah melakukan evaluasi dari setiap kegiatan yang anda lakukan, karena dengan evaluasi kita akan tahu kekurangan dan kelemahan yang kita lakukan. Ini menuju perbaikan dan kebaikan (vivat et floreat).

C. MANAJEMEN PERJALANAN & PERALATAN
Perencanan perjalanan Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari informasi. Untuk mendapatkan data-data kita dapat memperoleh dari literatur- literatur yang berupa buku-buku atau artikel-artikel yang kita butuhkan atau dari orang-orang yang pernah melakukan pendakian pada objek yang akan kita tuju. Tidak salah juga bila meminta informasi dari penduduk setempat atau siapa saja yang mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kita daki. Selanjutnya buatlah ROP (Rencana Operasi Perjalanan). Buatlah perencanaan secara detail dan rinci, yang berisi tentang daerah mana yang dituju, berapa lama kegiatan berlangsung, perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, makanan yang perlu dibawa, perkiraan biaya perjalanan, bagaimana mencapai daerah tersebut, serta prosedur pengurusan ijin mendaki di daerah tersebut. Lalu buatlah ROP secara teliti dan sedetail mungkin, mulai dari rincian waktu sebelum kegiatan sampai dengan setelah kegiatan. Aturlah pembagian job dengan anggota pendaki yang lain (satu kelompok), tentukan kapan waktu makan, kapan harus istirahat, dan sebagainya.Intinya dalam perencanaan pendakian, hendaknya memperhatikan :
1.      Mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan.
a)      Mempelajari medan yang akan ditempuh.
b)      Teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin.
c)      Pikirkan waktu yang digunakan dalam pendakian.
d)     Periksa segala perlengkapan yang akan dibawa.
e)      Perlengkapan dasar perjalanan Perlengkapan jalan : sepatu, kaos kaki, celana, ikat  pinggang, baju, topi, jas hujan, dll. Perlengkapan tidur : sleeping bag, tenda, matras dll.
f)       Perlengkapan masak dan makan: kompor, sendok, makanan, korek dll.
g)      Perlengkapan pribadi : jarum , benang, obat pribadi, sikat, toilet paper / tissu, dll. Ransel / carrier.
h)      Perlengkapan pembantu Kompas, senter, pisau pinggang, golok tebas, Obat-obatan.
i)        Alat komunikasi (Handy talky), survival kit, GPS [kalo ada]
j)        Jam tangan.

2.      Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel
a)      Kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya.
b)      Masukkan dalam kantong plastik.
c)      Letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada yang paling dalam.
d)     Barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil.
e)      Tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung.
f)       Buat Checklist barang barang tersebut Pedoman Perjalanan Alam Terbuka
g)      Untuk merencanakan suatu perjalanan ke alam bebas harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. Ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah Where, Who, Why, When dan How. Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut         :
1)      Where (Dimana), untuk melakukan suatu kegiatan alam kita harus mengetahui dimana yang akan kita digunakan, misalnya: Tangkiling-Bukit Batu-Palangkaraya.
2)      Who (Siapa), apakah anda akan melakukan kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan berkelompok. contoh: satu kelompok (25 personil) terdiri dari 5 orang anggota penuh (panitia) dan 20 orang siswa DIKLAT (peserta)
3)      Why (Mengapa), ini adalah pertanyaan yang cukup panjang jawabannya dan bisa bermacam-macam contoh : Untuk melakukan DIKLATSAR.
4)      When (Kapan) waktu pelaksanaan kegiatan tersebut, berapa lama ? contoh : 23 Februari 2005 sampai dengan 25 Februari 2005 Dari pertanyaan-pertanyaan 4 W, maka didapat suatu gambaran sebagai berikut: pada tanggal 23-25 Februari 2007 akan diadakan DIKLAT, yang akan dilaksanakan oleh 5 panitia dan diikuti 20 orang siswa DIKLAT. Tempat yang digunakan untuk DIKLAT tersebut yaitu di Lompobattang-Bawakaraeng.
5)      How [Bagaimana] merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
·         Bagaimana cuaca disana
·         Bagaimana kondisi lokasi
·         Bagaimana perizinannya
·         Bagaimana mendapatkan air
·         Bagaimana pengaturan tugas panitia
·         Bagaimana acara akan berlangsung
·         Bagaimana materi yang disampaikan dan masih banyak “bagaimana ?” lagi (silahkan anda mengembangkannya lagi)

Dari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun rencana gegiatan yang didalamnya mencakup rincian :
1.      Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp, pembagian waktu dan sebagainya.
2.      Pengurusan perizinan
3.      Pembagian tugas panitia
4.      Persiapan kebutuhan acara
5.      Kebutuhan peralatan dan perlengkapan
6.      dan lain sebagainya.

Keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan perbekalan yang tepat. Dalam merencanakan perlengkapan perjalanan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah :
1.      Mengenal jenis medan yang akan dihadapi (hutan, rawa, tebing, dll)
2.      Menentukan tujuan perjalanan (penjelajahan, latihan, penelitian, SAR, dll)
3.      Mengetahui lamanya perjalanan (misalnya 3 hari, seminggu, sebulan, dsb)
4.      Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban
5.      Memperhatikan hal-hal khusus (misalnya : obat-obatan tertentu)

Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat menyiapkan perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi beratnya tidak melebihi sepertiga berat badan (sekitar 15-20 kg), walaupun ada yang mempunyai kemampuan mengangkat beban sampai 30 kg.
Dari kegiatan penjelajahan, ada beberapa jenis perjalanan yang disesuaikan dengan medannya, yaitu :
1.      Perjalanan pendakian gunung
2.      Perjalanan menempuh rimba
3.      Perjalanan penyusuran sungai, pantai dan rawa
4.      Perjalanan penelusuran gua
5.      Perjalanan pelayaran

Untuk perjalanan ilmiah dan kemanusiaan, bisa pula dikelompokkan berdasarkan jenis medan yang dihadapi. Dari setiap kegiatan tersebut, kita dapat mengelompokkan perlengkapannya sebagai berikut :
1.      Perlengkapan dasar, meliputi :
a)      Perlengkapan dalam perjalanan / pergerakkan
b)      Perlengkapan untuk istirahat
c)      Perlengkapan makan dan minum
d)     Perlengkapan mandi
e)      Perlengkapan pribadi

2.      Perlengkapan khusus, disesuaikan dengan perjalananan, misalnya
a)      Perlengkapan penelitian (kamera, buku, dll)
b)      Perlengkapan penyusuran sungai (perahu, dayung, pelampung, dll)
c)      Perlengkapan pendakian tebing batu (carabineer, tali, chock, dll)
d)     Perlengkapan penelusuran gua (helm, headlamp/senter, harness, sepatu karet, dll)

3.      Perlengkapan tambahan Perlengkapan ini dapat dibawa atau tergantung evaluasi yang   dilakukan (misalnya : semir, kelambu, gaiter, dll).
Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan dalam suatu perjalanan, maka sebelum memulai kegiatan, sebaiknya dibuatkan check-list terlebih dahulu. Perlengkapan dikelompokkan menurut jenisnya, lalu periksa lagi mana yang perlu dibawa dan tidak. Apabila perjalanan kita lakukan dengan berkelompok, maka check-list nya untuk perlengkapan regu dan pribadi. Dalam perjalanan besar dan memerlukan waktu yang lama, kita perlu menentukan perlengkapan dan perbekalan mana saja yang dibawa dari rumah atau titik keberangktan, dan perlengkapan atau perbekalan mana saja yang bisa dibeli di lokasi terdekat dengan tujuan perjalanan kita. Yang tidak kalah pentingnya adalah anda akan mendapatkan point-point bagi kalkulasi biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
a.      Packing
Sebelum melakukan kegiatan alam bebas kita biasanya menentukan dahulu peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa, jika telah siap semua inilah saatnya mempacking barang-barang tersebut ke dalam carier atau backpack. Packing yang baik menjadikan perjalanan anda nyaman karena ringkas dan tidak menyulitkan.
Prinsip dasar yang mutlak dalam mempacking adalah :
1)      Pada saat back-pack dipakai beban terberat harus jatuh ke pundak, Mengapa beban harus jatuh kepundak, ini disebabkan dalam melakukan perjalanan [misalnya pendakian] kedua kaki kita harus dalam keadaan bebas bergerak, jika salah mempacking barang dan beban terberat jatuh kepinggul akibatnya adalah kaki tidak dapat bebas bergerak dan menjadi cepat lelah karena beban backpack anda menekan pinggul belakang. Ingat : Letakkan barang yang berat pada bagian teratas dan terdekat dengan punggung.
2)      Membagi berat beban secara seimbang antara bagian kanan dan kiri pundak Tujuannya adalah agar tidak menyiksa salah satu bagian pundak dan memudahkan anda menjaga keseimbangan dalam menghadapi jalur berbahaya yang membutuhkan keseimbangan seperti : meniti jembatan dari sebatang pohon, berjalan dibibir jurang, dan keadaan lainnya.

Pertimbangan lainnya adalah sebagai berikut :
1.      Kelompokkan barang sesuai kegunaannya lalu tempatkan dalam satu kantung untuk mempermudah pengorganisasiannya. Misal : alat mandi ditaruh dalam satu kantung plastik.
2.      Maksimalkan tempat yang ada, misalkan Nesting (Panci Serbaguna) jangan dibiarkan kosong bagian dalamnya saat dimasukkan ke dalam carrier, isikan bahan makanan kedalamnya, misal : beras dan telur.
3.      Tempatkan barang yang sering digunakan pada tempat yang mudah dicapai pada saat diperlukan, misalnya: rain coat/jas hujan pada kantong samping carrier.
4.      Hindarkan menggantungkan barang-barang diluar carrier, karena barang diluar carrier akan mengganggu perjalanan anda akibat tersangkut-sangkut dan berkesan berantakan, usahakan semuanya dapat dipacking dalam carrier.
5.      Mengenai berat maksimal yang dapat diangkat oleh anda, sebenarnya adalah suatu angka yang relatif, patokan umum idealnya adalah 1/3 dari berat badan anda , tetapi ini  kembali lagi ke kemampuan fisik setiap individu, yang terbaik adalah dengan tidak memaksakan diri, lagi pula anda dapat menyiasati pemilihan barang yang akan dibawa dengan selalu memilih barang/alat yang berfungsi ganda dengan bobot yang ringan dan hanya membawa barang yang benar-benar perlu.
6.      Memilih dan Menempatkan Barang
Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki atau kegiatan alam bebas selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda, tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat beban yang harus anda bawa, contoh :
·         Alumunium foil ;  bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di carrier.
·         Matras ; Sebisa mungkin matras disimpan didalam carrier jika akan pergi kelokasi yang hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak rekan pendaki yang lebih senang mengikatkan matras diluar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor.
·         Kantung Plastik ; Selalu siapkan kantung plastik didalam carreir anda, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus anda bawa turun, baju basah dan lain sebagainya. Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang barang didalam carrier anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih pakaian, makanan dsb.
·         Menyimpan Pakaian ;Jika anda meragukan carrier yang anda gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkus pakaian anda didalam kantung plastik [dry-zax], gunanya agar pakaian tidak basah dan lembab. Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih.
·         Menyimpan Makanan ;Pada gunung-gunung tertentu (misalnya Rinjani) usahakan makanan dibungkus dengan plastik dan ditutup rapat kemudian dimasukkan kedalam keril, karena monyet-monyet didekat puncak / base camp terakhir suka membongkar isi tenda untuk mencari makanan.
·         Menyimpan Korek Api Batangan ;Simpan korek api batangan anda didalam bekas tempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.
·         Packing Barang / Menyusun Barang Di Carrier ; Selalu simpan barang yang paling berat diposisi atas, gunanya agar pada saat carrier digunakan, beban terberat berada dipundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah.

b.      Perlengkapan Pribadi Alam Bebas
Outdoor activity atau kegiatan alam bebas merupakan kegiatan yang penuh resiko dan memerlukan perhitungan yang cermat. Jika salah-salah maka bukan mustahil musibah akan mengancam setiap saat. Sebagai contoh, sebuah referensi pernah mencatat bahwa salah satu kegiatan alam bebas yaitu rock climbing [panjat tebing] merupakan jenis olahraga yang resiko kematiannya merupakan peringkat ke-2 setelah olahraga balap mobil formula-1.
Tentu saja resiko tersebut terjadi apabila safety-procedure tidak menjadi perhatian yang serius, tetapi apabila safety-procedure diperhatikan dan sering berlatih, maka resiko tersebut dapat ditekan sampai titik paling aman.
Perjalanan alam bebas pasti akan bersentuhan dengan cuaca, situasi medan dan waktu yang kadang tidak bersahabat, baik malam atau siang hari, oleh karena itu perlu dipersiapkan perlengkapan yang memadai.
Salah satu “perisai diri” ketika melakukan aktivitas alam bebas adalah perlengkapan diri pribadi. Berikut digambarkan beberapa perlengkapan pribadi standard.
1)      Tutup kepala/topi
Untuk melindungi diri dari cuaca panas atau dingin perlu penutup kepala. Dalam keadaan panas atau hujan, maka tutup kepala yang baik adalah yang juga dapat melindungi kepala dan wajah sekaligus. Untuk ini pilihan terbaik adalah topi rimba atau topi yang punya pelindung keliling. Topi pet atau topi softball tidak direkomendasikan.
Pada cuaca dingin malam hari atau di daerah tinggi, maka penutup kepala yang baik adlah yang dapat memberikan rasa hangat. Pilihannya adalah balaklava atau biasa disebut kupluk.

2)      Syal-slayer
Slayer atau syal bukan hanya digunakan sebagai identitas organisasi, tetapi sebetulnya mempunyai fungsi lainnya. Syal/slayer dapat digunakan untuk menghangatkan leher ketika cuaca dingin, dapat juga digunakan sebagai saringan air ketika survival. Syal/slayer juga sangat berguna ketika dalam keadaan darurat, baik digunakan untuk perban darurat atau sebagai alat peraga darurat. Oleh karenanya disarankan menggunakan syal/slayer yang berwarna mecolok dan terbuat dari bahan yang kuat serta dapat menyerap air namun cepat kering.


3)      Baju
Kebutuhan ini multak, tidak bisa beraktivitas tanpa baju [bayangkan kalau tanpa ini, maka kulit akan terbakar matahari]. Baju yang baik adalah dari bahan yang dapat menyerap keringat, tidak disarankan menggunakan baju dari bahan nilon karena panas dan tidak dapat meyerap keringat. Baju dengan bahan demikian biasanya adalah planel atau paling tidak kaos dari bahan katun.Pilihan warna untuk aktivitas lapangan seperti halnya juga slayer/syal adalah yang mencolok agar bisa terjadi keadaan darurat [misalnya hilang] dapat dengan mudah diidentifikasi dan dikenali.
Dalam beraktivitas di alam bebas jangan pernah melupakan baju salin/ganti, hal ini karena aktivitas lapangan akan sangat banyak mengeluarkan energi yang membuat badan kita berkeringat. Bawalah baju salain 2 atau 3 buah.

4)      Celana
Celana lapang yang baik adalah yang memnuhi syarat ringan, mudah kering dan dapat menyerap keringat. Pemakaian bahan jeans sangat tidak direkomendasikan karena berat dan susah kering dan membuat lecet. Celana yang baik adalah kain dengan tenunan ripstop [bila berlubang kecil tidak merembet atau robek memanjang]. Bila aktivitas dilakukan di daerah pantai atau perairan juga baik bila menggunakan bahan dari parasut tipis.Selain celana panjang, jangan lupa bahwa under-wear juga penting. jangan lupa juga untuk menyediakan serep ganti.

5)      Jaket
Salah satu perlengkapan penting dalam alam bebas adalah jaket. Jaket digunakan untuk melindungi diri dari dingin bahkan sengatan matahari atau hujan.Jaket yang baik adalah model larva, yaitu jaket yang panjang sampai ke pangkal paha. Jaket ini juga biasanya dilengkapi dengan penutup kepala [kupluk]. Akan sangat baik bila jaket yang memiliki dua lapisan (double-layer). Lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan menyeyerap keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan air dan dingin. Kini teknologi tekstil sudah mampu memproduksi Gore-Tex bahan jaket yang nyaman dipakai saat mendaki bahan ini memungkinkan kulit tetap bernafas, tidak gerah mengeluarkan keringat mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air hujan (water proff) sayang, bahan ini masih mahal. Yang paling baik jaket terbuat dari bulu angsa-biasanya digunakan untuk kegiatan pendakian gunung es].

6)      Slepping bag
Istirahat adalah kebutuhan pegiat alam bebas setelah aktivitas yang melelahkan seharian. Tempat istirahat yang ideal adalah dengan menggunakan slepping bag [kantong tidur]. Slepping bag yang baik juga biasanya terbuat dari dua sisi, yaitu yang dingin, licin dan tahan air satu sisi, dan yang hangat dan tebal disisi lain. Penggunaannya sesuai dengan cuaca saat istirahat.

7)      Sepatu
Sepatu yang baik yaitu yang melindungi tapak kaki sampai mata kaki, kulit tebal tidak mudah sobek bila kena duri. keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur batu. bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, ada lubang ventilasi bersekat halus. Gunakan sepatu yang dapat dikencangkan dan dieratkan pemakaiannya [menggunakan ban atau tali. Dilapangan sepatu tidak boleh longgar karena akan menyebabkan pergesekan kaki dengan sepatu yang berakibat lecet. Penggunaan sepatu juga harus dibarengi dengan kaos kaki. Untuk ini juga sebaiknya disediakan kaos kaki serep bila suatu saat basah.

8)      Carrier
Carrier bag atau ransel sebaiknya gunakan yang tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlampau kecil, artinya mampu menampung perlengkapan dan peralatan yang dibawa. Sebaiknya jangan menggunakan carrier yang mempunyai banyak kantong dibagian luar karena dalam keadaan tertentu ini akan menghambat pergerakan. Gunakan carrier yang ramping walaupun agak tinggi, ini lebih baik daripada yang gemuk tetapi rendah. Sebelum berangkat harus diperhatikan jahitan-jahitannya, karena kerusakan pada jahitan terutama sabuk sandang akan berakibat sangat fatal.



9)      Alat masak, makan dan mandi
Perlengkapan sangat penting lainnya adalah alat masak, makan dan mandi. Bagimanapun juga dalam kondisi lapangan kita sangat perlu untuk menghemat aktu dan bahan masalak. Gunakan alat dari alumunium karena cepat panas, untuk ini nesting menjadi pilihan yang sangat baik, disamping dia ringkas dan serba guna. Juga perlu dipersiapkan alat bantu makan lainnya (sendok, piring, dll) dan pastikan bahan bakar untuk memasak / membuat api seperti lilin, spirtus, parafin, dll.Jangan lupa juga siapkan phiples minum sebagai bekal perjalanan [saat ini banyak tersedia model dan jenis phipless].
Perlengkapan mandi juga sangat penting karena tidak jarang perjalanan dilakukan berhari-hari dengan tubuh penuh keringat. Bawalah alat mandi seperti sabun yang berkemasan tube agar mudah disimpan dan tidak perlu membuang sampah bungkusan disembarang tempat.

10)  Obat-obatan dan Survival Kits
Perlengkapan pribadi lainnya yang sangat penting adalah obat-obatan, apalagi kalau pegiat mempunyai penyakit khusus tertentu seperti asma. Disamping obat-obatan juga setidaknya mempunyai kelengkapan survival kits.

c.       Perencanaan Perbekalan
Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1)      Lamanya perjalanan yang akan dilakukan
2)      Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
3)      Keadaaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb)
4)      Persiapan mendaki gunung
Persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental, fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.
a)      Kesiapan mental. Mental amat berpengaruh, karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapi bisa saja terjadi sebaliknya.
b)      Kesiapan fisik. Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, misalnya : Stretching /perenggangan [sebelum dan sesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh kita dapat terlatih kelenturannya]. Jogging (lari pelan-pelan) Lama waktu dan jarak sesuai dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan selalu kita tambah dari waktu sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push-up dan pull-up Lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya.
c)      Kesiapan administrasi. Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.
d)     Kesiapan pengetahuan dan ketrampilan.
e)      Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas.
f)       Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC [emergency medical care] praktis.

Daftar Tabel Perlengkapam Standar Mountaineeres
No.
Nama Alat
Keterangan
1.
Carrier/Daypack
a.        Pendaki yang membawa logistic seperti tenda, kompor atau alat lainnya, maka disarankan menggunakan carrier dengan ukuran minimal 60 Ltr
b.        Pendaki yang tidak membawa logistic dapat menggunakan Carrier minimal 60 Ltr atau Daypack
2.
Cover Bag
Cover bag ini sangat penting kegunaannya sebagai pelindung Carrier/Daypack yang digunakan para pendaki ketika dalam perjalanan dan atau dalam pendakian.
Dalam perjalanan menuju lokasi pendakian biasanya menggunakan transportasi umum, maka cover bag dapat melindungi carrier/daypack dari benda-benda tajam yang bisa merobek/melubangi/merusak carrier/daypack
Dalam pendakian pendaki dapat melindungi logisik yang dibawa dari air hujan, ini sangat di anjurkan apabila pendakian dilakukan pada musim hujan dan atau pendakian dilakukan di daerah yang mempunyai curah hujan yang tinggi, seperti Bogor dan Cianjur
3.
Matras
Kegunaan matras adalah untuk alas ketika di tenda, atau dimanapun kita akan duduk. Karena semakin malam, udara di gunung akan semakin dingin, dan tentunya tanah juga semakin dingin dan basah. Dan akan semakin terasa ketika cuaca hujan. Matras juga bisa difungsikan untuk pelapis dalam tas gunung agar packing terlihat indah
4.
Sleeping Bag
Sleeping bag atau kantung tidur sangat berguna untuk menghangatkan badan ketika tidur. Dan dalam kondisi darurat, bisa dijadikan sebagai alat pertolongan kepada penderita hipotermia.
5.
Sendal/Sepatu Gunung
Untuk melindungi dari gigitan hewan ,melindungi dari medan berat,mencegah terjadinya keseleo atau terkilir,dan melindungi dari suhu dingin,panas
6.
Jaket/Sweeter
Bagi pendaki yang tidak kuat terhadap udara dingin, jaket adalah hal yang sudah selayaknya dibawa. Saat ini banyak sekali pilihan jaket dengan model yang ciamik, tanpa mengurangi nilai fungsionalnya.
7.
Rain Coat/Jas Hujan
Dalam banyak kasus, pendaki terkena hipotermia dikarenakan baju basah akibat terguyur air hujan. Karena itu jas hujan amatlah penting bagi pendaki, terutama saat hujan turun, demi menjaga tubuh kita agar tetap kering. ini sangat di anjurkan apabila pendakian dilakukan pada musim hujan dan atau pendakian dilakukan di daerah yang mempunyai curah hujan yang tinggi, seperti Bogor dan Cianjur
8.
Pakaian
Pakaian yang dipakai adalah pakaian lapangan. Hindari penggunaan pakaian berbahan jeans.
Pakaian ganti yang dibawa disesuaikan dengan lamanya perjalanan. Maka pendaki dituntut untuk dapat mengatur perbekalan pribadi yang berbanding lurus dengan lamanya perjalanan
9.
Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari suhu gunung dan atau penyakit gunung yang diakibatkan oleh suhu gunung
10.
Kaos Kaki
Kaos Kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari suhu gunung dan atau penyakit gunung yang diakibatkan oleh suhu gunung.
Kaos kakipun dapat berfungsi melindungi kaki dari rasa sakit ketika dalam pendakian
11.
Kupluk/Topi Rimba
Kupluk/Topi Rimba berfungsi untuk melindungi kepala terutama telinga dari suhu gunung dan atau penyakit gunung yang diakibatkan oleh suhu gunung.
Kupluk/topi rimba inipun dapat berfungsi melindungi kepala dari reruntuhan daun ketika dalam pendakian
12.
Makanan
Makanan wajib dibawa selama pendakian. Makanan yang dibawa disesuaikan dengan lamanya perjalanan dan atau pendakian. Makanan ini terbagi menjadi 3 bagian, diantaranya:
a.       Makanan Utama, yaitu makanan yang mengandung karbohidrat dan atau protein yang tinggi, dimana makanan ini berfungsi sebagai pendukung energy saat pendakian. Contoh : Nasi, Roti, Lauk Pauk, Sayuran (beserta bumbu masaknya)
b.      Makanan Pendukung, yaitu makanan yang berfungsi sebagai pendukung makanan utama dalam meingkatkan stamina. Contoh : Buah, Coklat, Gula Merah/Batu, Permen,
c.       Makanan Pelengkap, yaitu makanan yang berfungsi sebagai pelengkap pendakian dan menambah nafsu makan ketika pendakian. Dapat dibawa dan atau tidak dalam pendakian. Contoh : makanan favorit
13.
Minuman
Minuman wajib dibawa selama pendakian. Minuman yang dibawa disesuaikan dengan lamanya perjalanan dan atau pendakian juga disesuaikan dengan kebutuhan minum masing-masing pendaki. Minuman ini terbagi menjadi 3 bagian, diantaranya:
a.      Minuman Utama, contoh : air mineral
b.      Minuman Pendukung, contoh : Kopi, Susu, minuman berasa lainnya
c.      Minuman Pelengkap, contoh : minuman favorit
14.
Peralatan Makanan/Masak
Peralatan makanan ini wajib dibawa, seperti: Trangia, Kompor, Bahan Bakar, Nesting, Piring/Mangkuk, Sendok, Garpu dan gelas
15.
Peralatan Sembahyang
Untuk mendekatkan diri lagi kepada TUHAN YANG MAHA ESA
16.
Obat-obat Pribadi
Karena kegiatan outdoor itu menguras fisik dan rentan dengan cidera, jangan sampai lupa membawa obat2an, terutama obat2an pribadi yang tidak dijual di pasaran.apa bila mempunyai penyakin kronis seperti:asma ,jantung,alergi kedinginan(Cold Urticaria),dan lain-lain
17.
Headlamp
Ketika mendaki di malam hari, jangan sampai tidak membawa senter agar tidak tersesat dan salah jalur dan lengkapi dengan baterai cadangan
18.
Alumuniumfoil
Pelindung ketika mengalami kedinginan hebat/hypothermia
19.
Peralatan navigasi
Peta dan kompas sangat penting agar tidak melenceng dari jalur pendakian.
20.
Pisau / golok
Pisau sangat berguna untuk memotong ranting Atau dalam kasus tertentu untuk pembelaan diri. Ingat, kita berada di tengah hutan yang terkadang masih kita jumpai hewan hewan liar.
21.
Tenda
Tenda  sangat ringkas untuk dibawa dan cukup kuat untuk menahan air hujan dan hempasan angin badai.
22.
P3k
Obat-obatan yang dibawa berupa: obat sakit kepala, obat flu, obat batu, obat nyeri sendi, obat anti racun, alcohol, obat luka luar, perekat luka, pembalut dan lain-lain

Gambar Peraga


Contoh Ittenary Perjalanan
1.         Kawasan Provinsi Jawa Barat
Lokasi      : Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kab. Bogor
hari/tanggal
waktu
keterangan
petugas
Jumat/02-mei-2014
19:00
peserta berkumpul di sekretariat
panitia
19:00 - 21:00
mempersiapakan peralatan
koor.logistik
21:00 - 00:00
istirahat
-
Sabtu/03-mei-2014
00:00 - 01:00
persiapan pemberangkatan
koor.akomodasi
01:00 - 03:00
pemberangkatan menuju lokasi TNGGP
koor.akomodasi
03:00 - 04:00
persiapan sarapan
panitia
 04:00 12:00
perjalanan menuju shelter kandang badak
koor.lapangan
12:00 - 14:00
perjalanan menuju puncak pangrango
koor.lapangan
14:00 - 15:00
dokumentasi
panitia
15:00 - 17:00
perjalanan munuju shelter kandang badak
koor.lapangan
17:00 - 00:00
makan malam dan istirahat
panitia
Minggu/04-mei-2014
00:00 - 04:00
persiapan summit attack
panitia
04:00 - 07:00
perjalanan menuju puncak
koor.lapangan
07:00 - 08:00
dokumentasi
panitia
08:00 - 11:00
menuju shelter kandang badak
koor.lapangan
11:00 - 13:00
istirahat,makan siang dan persiapan turun
panitia
13:00 - 17:00
perjalanan menuju shelter cibodas
koor.lapangan
17:00 - 19:00
istirahat
-
19:00 - 21:00
perjalanan menuju sekretariat
koor.akomodasi
21:00
kegiatan selesai
panitia
* Data diperoleh sesuai perjalanan nyata anggota Rumpalas

2.         Kawasan Provinsi Jawa Tengah
Lokasi      : Taman Nasional Gunung Merbabu, Kab. Magelang
hari/tanggal
waktu
keterangan
petugas
Sabtu/07-Juni-2014
15:00
peserta berkumpul di Stasiun Bogor
Akomodasi
15.00 – 18.00
Perjalanan menuju Stasiun Senen
Akomodasi
18.00 - 22.30
Peserta menunggu keberangkatan dengan mengunakan kereta dengan nomor KA 166 tujuan Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta
-
22.30 – 00.00
Peserta menuju Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta
-
Minggu/08-Juni-2014
00.00 – 07.00
Peserta menuju Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta
-
07.00
Tiba di Stasiun Tugu, Yogyakarta
-
07.00 – 08.00
Persiapan menuju Magelang
-
08.00 – 09.00
Perjalanan menuju terminal jombor (by trans Yogya)
Akomodasi
09.00 – 10.30
Perjalanan menuju terminal magelang (by bus jurusan semarang)
Akomodasi
10.30 – 11.30
Perjalanan menuju wekas (by bus metromini jurusan salatiga)
Akomodasi
11.30 – 11.45
Perjalanan menuju basecamp wekas pintu masuk Taman Nasional Gunung Merbabu, Kab. Magelang (by ojek)
Akomdasi
11.45 – 12.30
Pendaftaran pendakian dan persiapan ulang
Koor. Logistik
12.30 – 13.30
Perjalanan menuju Pos 1
Koor. Lapangan
13.30 -14.00
Break
Koor. Logistik
14.00 – 16.00
Perjalanan menuju pos 2
Koor. Lapangan
16.00 – 00.00
Isoma
Panitia
Senin/09-Juni-2014
00.00 – 05.00
Isoma
panitia
05.00 – 06.30
Sarapan dan persiapan summit M3124
Panitia
06.30 – 10.00
Perjalanan menuju puncak 1 Kheteng Songo M4124
Koor. Lapangan
10.00 – 11.30
Dokumentasi
Panitia
11.30 – 12.00
Perjalanan kembali ke pos 2
Koor. Lapangan
12.00 - 12.30
Break
Koor. Logistik
12.30 – 14.00
Perjalanan kembali ke pos 2
Koor. Lapangan
14.00 – 17.00
Isoma dan persiapan kembali ke basecamp wekas
Koor. Logistik
17.00 – 19.00
Perjalanan kembali ke basecamp wekas
Koor. Logistik
Selasa/10-Juni-2014
19.00 – 00.00
Isoma
-
00.00 – 05.00
Isoma
-
05.00 - 06.00
Persiapan menuju kembali ke Yogyakarta
Akomodasi
06.00 – 09.00
Perjalanan kembali ke Yogyakarta
Akomodasi
09.00 – 14.00
Ekplor Yogyakarta
-
14.00 – 15.00
Perjalanan menuju Bandara Adi Soetjipto
Akomodasi
15.00 – 16.05
Menunggu keberangkatan dengan mengunakan Pesawat dengan nomor QZ 7551 tujuan Bandara Soekarno Hatta, Jakarta
-
16.05 – 17.05
Perjalanan menuju Jakarta
-
17.05 – 20.00
Perjalanan menuju rumah
-
20.00
Tiba di rumah masing-masing
-
* Data diperoleh sesuai perjalanan nyata anggota Rumpalas





3.         Kawasan Provinsi Jawa Timur
Lokasi      : Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru, Kota Malang
hari/tanggal
waktu
keterangan
petugas
Sabtu/29 Juni 2013
06.30
peserta berkumpul di Sekretariat
Akomodasi
06.30-07.30
Packing logistic
Koor. Logistik
07.30-08.00
Perjalanan menuju Stasiun Bogor
-
08.00-11.30
Perjalanan menuju Stasiun Kota, Jakarta
-
11.30 - 12.30
Peserta menunggu keberangkatan dengan mengunakan kereta tujuan Stasiun Gubeng, Surabaya
-
12.30 – 00.00
Perjalanan menuju Stasiun Gubeng, Surabaya
-
Minggu/30 Juni 2013
00.00 – 03.00
Perjalanan menuju Stasiun Gubeng, Surabaya
-
03.00 – 04.45
Peserta menunggu keberangkatan dengan mengunakan kereta tujuan Sidoarjo
-
04.45 - 06.30
perjalanan menuju stasiun sidoarjo.
Akomodasi
06.30 - 06.45
Break (menunggu kerabat)
-
06.45 – 00.00
Peserta memutuskan untuk beristirahat di rumah kerabat sebelum keesokan hari yang masih melanjutkan perjalanan menuju pintu masuk Gunung Semeru sebelum akhirnya melaksanakan pendakian
-
Senin/01 july 2013
04.00-05.00
persiapan pendakian
Koor. Logistik
05.00-07.00
Perjalanan menuju terminal bunggurasih
Akomodasi
07.00-07.25
Peserta menunggu keberangkatan bus menuju terminal arjosari
-
07.25-09.30
Perjalanan menuju terminal arjosari
Akomodasi
09.30-09.45
Peserta menunggu keberangkatan bus menuju terminal arjosari
pasar tumpang.
-
09.45-10.30
Perjalanan menuju pasar tumpang
Akomodasi
10.30-15.30
Pendaftaran pendakian dan persiapan
Koor. Logistik
15.30-17.00
Break
-
17.00-18.30
Pendakian menuju pos 1
Koor. Lapangan
18.30-19.00
Pendakian menuju pos 2
Koor. Lapangan
19.00-20.30
Pendakian menuju pos 3
Koor. Lapangan
20.30-21.30
Pendakian menuju pos 4
Koor. Lapangan
21.30-00.00
Pendakian menuju pos ranu kumbolo
Koor. Lapangan
00.00
Isoma
-
Senin/01 july 2013
00.00 – 06.00
Istirahat
-
06.00-08.00
Sarapan dan persiapan pendakian
Panitia
08.00-09.00
Pendakian menuju pos oro oro rombo
Koor. Lapangan
09.00-11.00
Pendakian menuju pos Cemoro Kandang
Koor. Lapangan
11.00-12.00
Pendakian menuju pos kalimati
Koor. Lapangan
12.00 – 00.00
Isoma
-
Selasa/02 July 2013
00.00 – 01.00
Persiapan summit S3676
Koor. Logistik
01.00-01.15
Pendakian menuju pos arcopodo
Koor. Lapangan
01.15-06.00
Pendakian menuju puncak semeru
Koor. Lapangan
06.00-08.00
Dokumentasi
-
08.00-21.00
Perjalanan kembali menuju pos 1 ranupani
Koor. Lapangan
21.00 – 22.00
Peserta menunggu kendaraan menuju rumah kerabat
-
22.00 – 23.00
Perjalanan menuju rumah kerabat
-
23.00 – 00.00
Istirahat
-
Rabu/03 July 2013
00.00 – 07.00
Istirahat
-
07.00 – 09.00
Sarapan dan persiapan kembali ke Bogor
-
09.00 – 11.00
Perjalanan menuju stasiun gubeng, Surabaya
-
11.00 – 12.30
Peserta menunggu kereta tujuan stasiun kota, Jakarta
-
12.30 – 00.00
Perjalanan menuju stasiun kota, Jakarta
-
Kamis/04 July 2013
00.00 – 03.00
Perjalanan menuju stasiun kota, Jakarta
-
03.00 – 04.00
Perjalanan menuju rumah masing-masing
-
04.00
Tiba dirumah masing-masing
-
* Data diperoleh sesuai perjalanan nyata anggota Rumpalas

4.         Kawasan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Lokasi      : Taman Nasional Gunung Rinjani
hari/tanggal
waktu
keterangan
petugas
Rabu/13 Agustus 2014
06.00
Berkumpul di pintu masuk TMII
Panitia
06.00 – 07.30
Persiapan pemberangkatan
Akomodasi
07.30 – 00.00
Berangkat menuju Lombok timur
Akomodasi
Kamis/14 Agustus 2014
00.00 – 00.00
Dalam Perjalanan
-
Jumat/15 Agustus 2014)
00.00 - 06.00
Tiba di selong
-
06.00 – 08.00
Persiapan Menuju sembalun
Akomodasi
08.00 - 12.00
Pendakian menuju pos pemantawan
Koor. Lapangan
12.00 – 12.30
Break
Koor. Lapangan
12.30 - 18.00
Persakian menuju pos 3 pada balong
Koor. Lapangan
18.00 – 00.00
Isoma
-
Sabtu/16 Agustus 2014)

00.00 – 05.00
Istirahat
-
05.00 – 06.00
Sarapan dan persiapan pendakian
Koor. Logistik
06.00 – 12.00
Pendakian menuju Plawangan Sembalun
Koor. Lapangan
12.00 - 13.00
Isoma
-
13.00 – 16.00
Pendakian menuju Plawangan Sembalun
Koor. Lapangan
16.00 - 00.00
Istirahat
-
Minggu/17 Agustus 2014
00.00 - 01.00
Persiapan summit
Koor. Logistik
01.00 – 06.00
Pendakian menuju puncak R3726
Koor. Lapangan
06.00 - 08.00
dokumentasi
-
08.00 - 10.00
Perjalanan kembali menuju plawangan sembalun
Koor. Lapangan
10.00 – 12.00
Isoma
-
12.00-12.30
Persiapan menuju pos danau segara anak
Koor. Logistik
12.30 – 16.30
Perjalanan menuju danau segara anak
Koor. Lapangan
16.30 – 00.00
Istirahat
-
Senin/18 Agustus 2014

00.00 - 13.00
Acara bebas
-

13.00 - 16.00
Wisata ke goa susu dan goa taman
Panitia

16.00 - 21.00
Acara bebas
-

21.00 – 00.00
Istirahat
-

Selasa/19 Agustus 2014
00.00 – 05.00
Istirahat
-

05.00 – 06.00
Persiapan kembali ke pos senaru
Koor. Logistik

06.00 – 17.00
Perjalanan kembali ke pos senaru
Koor. Lapangan


17.00 – 00.00
Acara bebas
-

Rabu/20 Agustus 2014

00.00 – 03.00
Istirahat
-

03.00 – 04.00
Persiapan kembali ke Jakarta
Koor. Logistik

04.00 – 00 .00
Perjalanan kembali ke Jakarta
Akomodasi

Kamis/21 Agustus 2014
00.00 – 06.00
Perjalanan kembali ke Jakarta
Akomodasi

06.00 – 08.00
Perjalanan kembali ke Bogor
-

08.00
Tiba dirumah masing-masing
-

* Data diperoleh sesuai perjalanan nyata anggota Rumpalas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar