Tali Temali
Salah
satu peralatan vital yang digunakan dalam kegiatan Manjat Tebing dan
penelusuran gua adalah Tali. Ada
ungkapan yang sering kita dengar dari penggiat Rock Climbing & penelusuran
gua adalah “ Tali Adalah Hidupmu “. Ini bukan hanya sekedar ungkapan,
tetapi pasti lahir dari pendalaman atau penghayatan yang dalam terhadap
bagaimana tali menjadi sesuatu yang sangat penting, dimana kita menggantungkan
nyawa yang kita miliki dengan penuh keyakinan pada seutas tali. Keyakinan kita
tentunya didasari karena pengetahuan yang kita miliki tentang tali yang
didesain khusus untuk kegiatan kita.
Sejarah Pembuatan Tali dan Temali
Tali Temali
|
Sejarah Pembuatan Tali dan
Temali ini pertama kali diperkenalkan oleh W.H.
Carothers, seorang ahli kimia dan di produksi oleh E.I. du Pont de Memors
and Co. pada tahun 1938.
Tali dan Temali dari bahn
sintetis, khususnya nylon, pada awalnya hanya diproduksi untuk kepentingan
militer dan para pelaut. Kemudian, dengan semakin berkembangnya kegiatan yang
mengarah ke alam terbuka, maka tali ini pun mulai dikenal oleh penggiat alam
bebas. Disamping itu, tali ini juga mengalami perkembangan dalam hal konstruksi
dan bahan pembuatannya.
Sejarah Pembuatan Tali dan Temali
di dunia Kegiatan kepencintaalaman atau kegiatan di alam bebas adalah Salah
satu peralatan yang sangat penting dan sangat mendukung dalam pelaksanaan
kegiatan ini. Tali dan Temali bagi setiap penggiat alam bebas sudah
merupakan kebutuhan utama, yang setiap saat dapat menjadi penolong hidupnya,
bahkan dalam kondisi survival. Olehnya itu pengetahuan dan keterampilan tentang
Tali dan Temali sangat perlu dipahami sebelum melakukan kegiatan alam
bebas.
Tali dan Temali
secara harfiah (menurut arti kamus) berarti untaian-untaian panjang yang
terbuat dari berbagai bahan yang berfungsi untuk mengikat, menarik, menjerat,
menambat, menggantung dsb. Secara etimologi, tali temali dapat diartikan
sebagai segala sesuat yang berkaitan dengan fungsi dan kegunaan tali. Tali
dan Temali pada mulanya berasal dari akar-akar pohon. Sejalan dengan
perkembangan ilmu dan pengetahuan manusia, tali juga mengalami perkembangan,
khususnya dalam hal bahan dan konstruksinya.
Jika Tali dan Temali pada mulanya
hanya berupa akar-akar pohon, maka selanjutnya manusia menciptakan tali dari
anyaman serat alam dengan menggunakan peralatan tenun yang masih sederhana.
Serat alam yang digunakan kebanyakan dari ijuk atau rambut dan serat alam lainnya
seperti kapas, wol, sutera, serta serat tumbuhan yang lain. Sayangnya, tali
yang terbuat dari serat alam tersebut masih memiliki keterbatasan, yakni serat
alam mudah mengalami pembusukan dan penyusutan sehingga tidak bertahan lama.
Hal ini tentunya memaksa manusia untuk mencari alternatif tali yang bagus, dan
karena tuntutan kebutuhan akan tali yang semakin meningkat, maka terciptalah
tali yang terbuat dari bahan sintetis, yang memiliki daya tahan yang lebih lama
dan lebih kuat dari tali yang terbuat dari serat alam.
Selanjutnya, selama Perang Dunia II ,
produksi tali dari sera sintetis ini semakin meningkat, sehingga tali yang
terbua dari serat alam berkurang di pasaran. Namun setelah perang usai,
kelangkaan Tali dan Temali dari serat sintetis mulai terasa. Hal ini
disebabkan oleh karena bahnnya yang susah didapat dan harganya yang mahal.
Tali
adalah untaian serat panjang yang terbuat dari berbagai bahan yang berfungsi
untuk mengikat, menarik, menjerat, menambat, menggantung dsb. Secara etimologi,
tali-temali dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi
dan kegunaan tali.
Tali
pada mulanya berasal dari akar-akar pohon. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan
pengetahuan manusia, tali juga mengalami perkembangan, khususnya dalam hal
bahan dan konstruksinya. Jika tali pada mulanya hanya berupa akar-akar pohon,
maka selanjutnya manusia menciptakan tali dari anyaman serat alam dengan
menggunakan peralatan tenun yang masih sederhana. Serat alam yang digunakan
kebanyakan dari ijuk atau rambut dan serat alam lainnya seperti kapas, wol,
sutera, serta-serat tumbuhan yang lain.
Sayangnya,
tali yang terbuat dari serat alam tersebut masih memiliki keterbatasan, yakni
serat alam mudah mengalami pembusukan dan penyusutan sehingga tidak bertahan lama.
Hal ini tentunya memaksa manusia untuk mencari alternatif tali yang bagus, dan
karena tuntutan kebutuhan akan tali yang semakin meningkat, maka terciptalah
tali yang terbuat dari bahan sintetis, yang memiliki daya tahan yang lebih lama
dan lebih kuat dari tali yang terbuat dari serat alam. Tali ini pertama kali
diperkenalkan oleh W.H. Carothers, seorang ahli kimia dan di produksi
oleh E.I. du Pont de Memors and Co. pada tahun 1938.
Bahan
tali
Tali
menurut bahannya terdiri atas dua jenis, yaitu tali yang terbuat dari serat
alam dan tali yang terbuat dari serat sintetis. Tali yang terbuat dari serat
alam seperti rami (hemp), manila, sisal, dsb. Sedangkan tali jenis serat
sintetis adalah sbb:
a.
Nylon
Nylon adalah nama sebuah zat kimia
dari gugusan polyamida. Terdiri atas dua jenis, yaitu Nilon 6 dan Nylon
6.6. Keduanya memiliki sifat yang hampir sama. Nylon 6 memiliki sejumlah nama
sesuai dengan tempat pembuatannya, seperti perlon di Perancis, enkalor
di Jepang, dan grilon di Swiss. Nylon 6 ini memiliki titik
lebur 2150C – 2200C. Nylon t 6.6 terdiri atas dua jenis,
yakni Type 707 digunakan pada Bluewater II dan Type Super 707 digunakan pada
Bluewater III. Nylon 6.6 ini memiliki titik lebur 2600C. Nylon 6
memiliki Daya Renggang (Stretch Ressistance), Daya Tahan Abrasi (Abbration
Ressistance), serta daya tahan matahari yang lebih bagus dibanding Nylon
6.6.0
b.
Polyolefin
Polypropylene dan Polyethylene adalah
dua jenis Polyyolefin yang memiliki sifat yang dapat mengapung
dan tidak menyerap air. Oleh karena itu kedua jenis bahan ini cocok untuk
kegiatan yang banyak berhubungan dengan air. Disamping itu tahan terhadap
zat-zat asam. Namun demikian tali dari bahan ini tidak cocok untuk kegiatan Rappling
dan Prusiking. Polypropylene memiliki titik lebur yang
tinggi (1650C) dibanding Polyethylene (1100C
– 1200C).
c.
Polyester
Tali dari bahan ini biasanya terbuat
dari Dacron dan Terylene. Kedua bahan ini sebenarnya hampir sama dengan Nylon,
namun Terylene memiliki daya tahan sentakan yang lebih rendah dibanding Nylon.
Terylene memiliki daya tahan terhadap asam dan alkalis serta memiliki daya
tahan abrasi yang bagus.
d.
Serat Campuran (Copolymer)
Mengingat serat-serat sintetis yang
ada memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dengan cara mencampurkan kedua
bahan yang berbeda akan menghasilkan jenis tali yang berkualitas sesuai dengan
yang diinginkan. Campuran yang sering dilakukan adalah kombinasi antara Polyester
dengan Polyprophylene.
e.
Serat Kwalitas Tinggi (High Performance Fibers)
- Kevlar
Serat Kevlar merupakan bahan tali
yang memiliki daya tahan pada suhu yang tinggi (8000F atau 4270C)
dan memiliki kekuatan tuju kali kekuatan baja. Namundemikian, serat ini tidak
than terhadap UV dan beberapa bahan kimia. Kevlar mudah putus jika
dibengkokkan, seperti dibuat simpul karena kurang mampu menyerap tekanan
longitudinal.
- Spectra
Bahan spectra memiliki kekuatan
sampai sepuluh kali kekuatan baja. Tali atau webbing yang terbuat dari bahan
ini disebut SPECTRA. Keuntungan dari serat ini adalah tidak mudah meyerap air
(mudah terapung), memiliki daya tahan abrasi yang bagus, serta tahan terhadap
UV dan bahan kimia. Namun, bahan spectra tidak lentur, tidka kuat jika
disimpul, dan memiliki titik lebur yang rendah (1500F atau 660C).
- Liquid Crystal Polymers (LCPs)
Serat ini merupakan serat yang
sangat kuat terbuat dari Polymer Kristal cair. Bahan ini memiliki daya tahan
terhadap suhu dan bahan kimia yang sangat tinggi.
Konstruksi
Tali
a. High-Stretch Kernmantle, tali yang mempunyai elongasi yang
tinggi. Tali ini biasanya digunakan untuk Pemanjatan Tebing.
b.
Low-Stretch Kernmantle,
jenis tali ini mempunyai Elongasi yang kecil dan digunakan untuk kegiatan
penelusuran gua
c.
Webbing,
tali ini adalah jenis tali pipih digunakan sebagai bahan Harness, Foot Loop,
Cowstail dan dijadikan Sling untuk pemasangan Anchor.
Persyaratan
Tali
Memilih
tali yang baik digunakan dalam penelusuran Gua Vertical, harus memenuhi standar
minimal dibawah ini :
a.
Konstruksinya adalah Kernmantle
b.
Breaking Strength, minimal 1500 kg
c.
Harus mampu menahan beban sentak minimal dua kali FF1 dengan beban 80 kg.
d.
Diameter tali 8 – 11mm
e.
Titik Leburnya mencapai 200° C
Diameter
Tali
Tali
yang sering digunakan berdiameter 3 – 13 mm. Untuk kegiatan Penelusuran Gua
vertical tali yang digunakan berdiameter 8 – 11mm. 8 mm sangat baik digunakan
untuk gua yang dalam karena ringan yang tentunya memudahkan dalam packing dan
membawanya, 9 -10 mm adalah ukuran tali yang standar untuk Caving dan tali 11
mm sangat baik untuk Rescue.
Kekuatan
Tali
Untuk
mengetahui kekuatan tali kita dapat melihatnya pada Catalog atau Manual Book
dari tali tersebut. Biasanya tertulis Breaking Strength (Kekuatan Putus).
Satuannya bisa dalam KN (Kilonewton) atau KG (Kilogram). 1 KN kalau
dikilogramkan sebanyak 100 Kg. Ada juga yang namanya Numbers of Falls, yaitu
berapa kali beban dijatuhkan hingga tali tersebut terputus. (Standarnya
menggunakan FF1 dengan beban 80 Kg).
Setelah
mengetahui breaking stengthnya yang penting juga harus diketahui adalah SWL
(Safe Working Load) atau beban kerja yang aman. Umumnya menggunakan rumus
Breaking Strength / 5, kalau penggunaan untuk manusia BS / 10 dan untuk Rescue
BS / 15.
Berikut
ini table tentang Perbandingan kekuatan tali dengan berbagai ukuran diameter.
Diameter
|
Elongasi 80 kg ( % )
|
Kekuatan ( kg )
|
Jumlah Jatuh
FF1 80 kg,jarak 1m
|
11
|
1,25
|
3000
|
10+
|
10
|
2
|
2500
|
8 – 20+
|
9
|
3
|
1800
|
3 – 10+
|
8
|
4
|
1500
|
2 – 3
|
7
|
4
|
1000
|
0 – 2
|
Webbing solid 25 mm
|
|
1500 – 2400
|
|
Webbing tubular 25 mm
|
|
1800 – 2250
|
|
Table
Perbandingan Kekuatan Tali
Hal
yang harus diperhatikan adalah pengurangan kekuatan tali. Ada berapa hal yang bisa mengurangi kekuatan
tali yaitu :
- Ketika dibuat simpul pada tali, maka pada saat itu pula
terjadi pengurangan kekuatan. Pengurangan ini tidak permanen. Hanya pada saat
ada simpul tersebut, yaitu disebabkan oleh tegangan dan tekanan yang terjadi
pada tali akibat simpul yang dibuat.
- Tali dalam keadaan basah. Tali yang basah bisa berkurang
kekuatnnya sampai 35%.
Usia
|
Kering / Basah
|
Jumlah Jatuh
FF1 beban 80 kg Jarak 1 m
|
Baru
|
Kering
|
41
|
Baru
|
Basah
|
25
|
4,5 tahun
|
Kering
|
4
|
4,5 tahun
|
Basah
|
4
|
|
|
Perawatan
Tali
Adapun perawatan tali yang dilakukan adalah :
a.
Tali baru sebaiknya dicuci sebelum digunakan.
b.
Setiap pemakaian perlu dicatat :
- Berapa lama pemakaian.
- Penggunaannya untuk apa.
- Dalam keadaan kering atau basah.
- Menggunakan alat apa, dll.
c. Hindari
terkena sinar matahari langsung dalam waktu yang lama.
d. Jangan
menginjak tali, karena dapat menekan butiran pasir masuk kedalam tali yang
dapat merusak struktur tali.
e.
Hindarkan tali dari zat-zat kimia.
f. Setiap
habis pemakaian sebaiknya tali dicuci.
g. Mencuci
tali sebaiknya menggunakan sikat yang halus atau menggunakan sikat khusus
pencuci tali.
h.
Sebaiknya tidak menggunakan detergen pada saat mencuci tali.
i.
Keringkan ditempat teduh yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
j. Simpan
ditempat yang kering dengan temperature yang sedang dan digantung, usahakan
tidak menempel pada dinding.
Sistem Pemanjatan
Adalah
suatu cara mengatasi suatu rute / jalur tebing dengan bekerja dengan
suatu team pemanjatan,dengan melihat seluruh kondisi baik dari alam
maupun team itu sendiri,dan sampai sekarang dikenal dua sistem pemanjatan
yaitu;
1.
AlpineTacttics
Adalah
suatu sistem pemanjatan yang dilakukan dengan membawa seluruh peralatan yang
dibutuhkan tampa harus turun kembali ke groon/dasar karena setiap titik
peristirahatan tampa terhubungkan dengan tali.Dan peralatan hanya cukup
untuk beberpa pitch saja.
2.
Himalayan
Tactics
Adalah suatu sistem pemanjatan
dimana salah satu pemanjat merintis terlebih dahulu jalur pemanjatan setahap
demi setahap sehinga sampai puncak.
Teknik Pemanjatan
Tekhnik
pemanjatan merupakan cara seseorang pemanjat menyeleseikan suatu jalur.Dan
tekhnik pemanjatan yang dikenal hinga sekarang yaitu;
a.
Free
Climbing
Cara pemanjatan yang hanya
menguanakan ketrampilan seseorang pemanjat sedang peralatan hanya sebagai
perangkat pengaman saja dan tidak digunakan secara langsung untuk menambah
ketinggian.
b.
Artificial
Climbing
Cara pemanjatan yang secara langsung
menggunakan peralatan untuk menambah ketingian.
c.
Bouldering
Seni pemanjatan pada tebing-tebing
pendek yang umumnya untuk melatih kemampuan / kekuatan dalam memanjat.
d.
Soloing
Sistem pemanjatanyang benar
mengutamakan ketrampilan seorang pemanjat karena pada teknik ini pemanjat tidak
mengunakan peralatan apapun baik hanya sebatas alat pengaman. Serta mengalami
perkembangan menjadi beberapa istilah ;
1) Onsight free solo
yaitu pemanjat tampa tali untuk
pertama kali bagi seseorang pemanjat tampa informasi apa-apa mengenai jalur
tersebut.
2) Free solo
yaitu pemanjatan suatu jalur tampa
mengunakan tali,tetapi pernah mencoba walaupun belum hafal benare jalur
tersebut.
3) worked solo
yaitu pemanjatan tanpa tali dengan
sebelunya pernah mencoba berkali-kali sampai bener-bener hafal mati seluruh
permukaan tebing.
Alat Tali Temali
a.
Tali
yaitu fungsi utamanya untuk
mengamankan seseorang pemanjat dari kemungkinan jatuh sampai ke dasar. Ada
beberapa jenis tali ;
1)
Tali
carmentel
Merupakan tali yang terbuat dari
serat nilon yang dipital menjadi dua bagian yaitu carn dan mantle dimana carn
itu sendiri merupakan bagian dalam dari tali carmantle sedangkan mantle
itu sendiri merupakan bagian luar tali carmantle. Tali ini ada dua jenis
dari elastisitasnya yaitu;
- Static
;Tali yang memiliki sedikit daya lentur
- Dinamic
;Tali yang memiliki cukup daya lentur
2)
Tali
serat alam
yaitu tali yang terbuat dari serat
alam dan pital, dan tali ini kurang memiliki daya lentur dan kaku untuk disimpul.
3)
Tali
Hawserlaid
Yaitu tali yang terbuat dari serat
alam sintetis yang dipital seperti serat alam dan sifatnya sama seperti serat
alam.
4)
Harnest
Alat ini sering juga disebut tali
tubuh karena pengunaannya dikenakan langsung pada tubuh seseorang pemanjat,
fungsi alat ini adalah penghubung antara tali dengan pemanjat, alat ini
dirancang agar beban jatuh pemanjat tidak mematahkan tulang pinggang pemanjat.
Harnest mempunyai beberapa bentuk
dan fungsi yaitu;
a)
Full body
Harnest ini bekerja pada seluruh
badan pemanjat dan berguna untuk meringankan beban yang bertumpu pada pinggang
saja.
b)
Seat harnest
Harnest ini berbentuk hanya
melingkari pinggang serta paha pemanjat saja dan pemanjat lebih bebas bergerak.
c)
Chest harnest
Harnest ini bekerja pada tubuh
bagian atas pemanjat dan sering digunakan sebagai alat untuk mengkaitkan
peralatan yang digunakan.
b.
Carabiner
Secara prinsip berguna sebagai
alat penghubung antara tali dengan alat lain yang digunakan. Jenis-jenis
carabiner menurut bentuknya antara lain bentuk oval dan bentuk D. Menurut
jenisnya carabiner ada dua yaitu carabiner yang menggunakan kunci (Srew gate)
dan tidak memakai kunci.
c.
Chock
Alat ini merupakan alat pengaman
sisip,dengan cara menjepitkan pada rekahan-rekahan tebing.
Ada beberapa bentuk chock antara
lain.
1) Chock
stoper
Biasanya alat ini sering dikenal
dengan chock berbentuk pipih dan digunakan pada rekahan yang menyudut.
2) Chock
Hexentric
Chock ini berbentuk segi enam dan
digunakan pada kondisi rekahan melebar dan rata.
3) Chock
Friend
Dikenal sebagai pengaman pegas dan
fungsinya sama dengan chock yang lain namun lebih mudah pemasanganya.
d.
Piton
Alat yang digunakan sebagai pengaman
pasak dengan cara menancapkan pada retakan tebing. Piton ini sendiri memiliki
berbagai jenis dan bentuknya,antara lain;
1) Kniffe blades
2) Angle
3) Bong-bong
4) Lost arrow
e.
Hammer
Alat bantu seseorang peanjat untuk
memukul / menancapakan berbagai alat-alat yang digunakan serta untuk melepaskan
peralatan yang telah dipasang.
f.
Bolt
Yaitu baut untuk memasang hanger
pada ramset yang telah tertanam di tebing.
g.
Hanger
Merupakan alat yang berfungsi
sebagai kaitan sebuah pengaman dengan cara mengebor.
h.
Hand dryll
Bor tangan manual yang berguna untuk
pengeboran dan pada ujungnya
dipasang ramset.
i.
Ramset
Alat sebagai mata bor tebing untuk
membuat lubang ditebing sekaligus sebagai ancor permanen untuk memasang hanger.
j.
Webing
Disebut juga dengan flat rope,yaitu
tali pita yang terbuat dari bahan serat nilon,dan jenisnya dibagi dua yaitu
tubular dan non tabular
k.
Ascender
Alat mekanis bantuan naik dengan
cara menitih tali antara lain jumar,basic,Crol.
l.
Descender
Alat mekanis untuk turun antara lain
figur of Eight,Auto stop,Rack dan bebarapa jenis lainnya.
m.
Sepatu
Sepatu panjat memiliki fungsi yang
sama dengan sepatu biasanya lainnya namun disini ada perbedaan dari
bentuk dan bahannya,sepatu panjat itu sendiri ada dua jenis menurut
intensitasnya yaitu;
1)
Sepatu dengan sol kejur berguna untuk pemanjatan yang memerlukan waktu yang
lama
2)
Sepatu dengan sol lentur berguna untuk pemanjatan yang tidak membutuhkan waktu
yang lama dan membutuhkan kelenturan kaki pemanjat untuk mendapatkan fungsinya.
n.
Chalk bag
Fungsinya sebagai tempat menyimpan
magnesium
o.
Sky hok
yaitu alat pengaman sementara yang
berbentuk seperti kail
p.
Tangga (etrier)
Tangga ini terbuat dari tali weebing
ada pula yang terbuat dari logam. Tangga ini berguna untuik mengatasi jalur
yang benar-benar bisa dilewati dengan tanpa menggunakan alat bantu.
Jenis Gerakkan Kaki
a.
friction
step
Adalah menempatkan
kaki pada permukaan tebing dan mengamankan bagian bawah sepatu pada permukaan
gesekan karet sepatu,
b.
egding
Adalah
cara kerja kaki dengan menggunakan sisi luar sebelah kanan dari kaki atau
sepatu kaki
c.
smearing
Teknik
berdiri pada pijakkan dan pada pinggiran
d.
heel
hooking
Teknik yang menggunakan kaki untuk
mengatasi pijakan yang menggantung yang sulit dijangkau oleh tangan.
Gerakan Khusus Dalam Panjat Tebing
Dalam
bergerak sering dijumpai jalan yang sulit dilewati dengan hanya mengandalkan
tekhnik pegangan biasa. Untuk itu, beberapa gerakan khusus yang perlu
diketahui.
a.
lay
back
Digunakan pada dua tebing yang
saling berhadapan dan membentuk sudut tegak lurus dengan cara mendorong kaki
pada tebing dihadapan kita dan menggeser-geserkan tangan pada retakan ke atas
secara bergantian.
b.
Chimmey
Digunakan pada dua tebing saling
berhadapan dan membentuk suatu celah yang cukup lebar untuk tubuh, yaitu dengan
cara menyandarkan tubuh kita pada tebing yang ada dibelakang serta menekan kaki
dan tangan pada tebing yang lain. Maka chimmey dibagi atas :
1) Wriggiling
Dilakukan pada celah yang tidak
terlalu luas sehingga cukup untuk tubuh.
2) Backing up
Dilakukan pada celah yang cukup
luas, sehingga badan bisa menyusup dan bergerak lebih bebas.
3) Bridging
Dilakukan pada celah yang sangat
lebar sehingga dapat dicapai apabila merentangkan kaki dan tangan
selebar-lebarnya.
c.
Chevel
Cara ini dilakukan pada batu yang
disebut arate yaitu bagian punggung tebing yang memiliki tebing yang sangat
tipis dan kecil. Pemanjat yang menggunakan ini mula-mula duduk sepertti
menunggang kuda pada arate, kemudian dengan kedua tangannya didorong bidang
batu tersebut, ia mengangkat dan memindah tubuhnya ke atas.
d.
Traversing
Gerakan menyamping dari suatu tempat
ke tempat lain
e.
Slap
climbing
Dilakukan pada tebing yang licin dan
tanpa celah serta kondisi tidak terlalu curam.
Kemampuan Biomotorik
Semua
gerak fisik merupakan kerja sama dari unsur-unsur tenaga, kecepatan dan lamanya
kegiatan. Kemampuan seseorang individual melakukan suatu latihan sebagai
akibat. Oleh karena itu jelaslah bahwa seseorang membutuhkan kemampuan
mengontrol untuk dapat melakukan penampilan yang lebih baik. Kekurangan
pemahaman atas hal ini menyebabkan sebagian besar atlit panjang tebing tidak
bisa berkembang. Mereka banyak terjebak oleh mitos keliru yang beredar dalam
kalangan pemanjat yaitu selalu melakuakn latiuhan pemanjatan dengan mengabaikan
latihan fisik mereka. Padahal yang dilakukan adalah laytihan memanjat
yang dibarengi dengan latihan fisik spesifik yang sesuai dengan panjat tebing
yang dianjurkan oleh bompa (1983).
Etika Penggunaan Tali
Etika
penggunaan menentukan segikeamanan bagi keselamatan si pemakai, tanpa
memeperhatikan etika maka kemungkinan besar akan menimbulkan malapetaka yang
sangat kita tidak inginkan.
Etika
tersebut diantaranya :
1)
Pemakaian
dan aturan, penggunaan tali sesuai dengan fungsinya.
2)
Jangan
menginjak tali ataupun memberi beban pada tali saat disimpan atau membawa tali
diseret.
3)
Berikan
alas saat tali dipakai dilapangan untuk menghindari dari pengikisan dan simpan
pada posisi tergantung saat tidak dipakai
4)
Jauhakan
tali dari sumber panas dan usahakan tali dalam kondisi kering
5)
Jangan
biarkan tali pada posisi terlentang, simpul terlepas.
6)
Selalu
periksa kondisi tali terutama bila terjadi kecelakaan dengan tali tersebut atau
setelah beberapa kali digunakan untuk kegiatan.
Macam-macam Simpul / Tali Temali
Simpul merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
dengan tali, sebagaimana tali dengan alat tertentu lainnya.
Secara umum simpul dapat dikatakan sebagai bentuk ikatan
dari gabungan dua tali. Yang paling utama dan harus diperhatikan dalam
pembuatan dan pemakaian simpul adalah breaking strength tersebut. Kartena
adanya suatu simpul pada seutas tali makan pada daerah simpul terjadi penurunan
kekuatan tali utamanya. Penurunan tersebut bervariasi sekitar 20 % - 40%
Jadi dalam bentuk suatu simpul sangatlah bijaksana bila
telah diketahui breaking strenghtnya, selain kemudahan dalam membentuk dan
melepaskan kembali. Penggunaan simpul pada kegiatan Out Door Sport dilingkungan
PA sebenarnya hanya beberapa saja yang perlu dipahami dengan benar, ditunjang
dengan ketrampilan individu mengkombinasikan berbagai variasi.
1. Eight knot / simpul Delapan
Jenis
simpul delapan ini dibuat dengan cara menggandakan tali utama, digunakan hanya
karabiner, sedang untuk anchor atau harness dibuat dengan cara threaded system. Threaded
system adalah suatu proses yang menggunakan tali sebagai tumpuan utama pada
suatu pangkal.
2. Water knot / simpul Pita
Simpul
ini digunakan untuk menyambung weebing / pita
Simpul
ini berguna untuk memmberikan kuncian / jeratan
4. Double fisherman knot / Dobel
Nelayan
Simpul
ini sangat baik untuk menyambung tali yang sama besarnya
5. Perusik Knot / Simpul Perusik
Simpul
ini berguna untuk memmberikan kuncian / jeratan yang dapat dibesarkan maupun kecilkan sesuai kebutuhan.
6. Bowline
Knot / Simpul Kambing
Lebih
dikenal sebagai simpul kambing, karena diadaptasi karena kegunaannya yaitu
mengikat hewan peliharaan. Simpul inipun dikembangkan menjadi Mountaineering
Bowline yang mempunyai double ring dan juga French Bowline yang mempunyai
doubel loop (on the bight). Simpul ini merupakan simpul yang bersifat
memberi ruang gerak pada sebuah obyek yang diikat.
7. Bunny Ears Knot / double 8
simpul
ini merupakan simpoul yang sering digunakan pemanjat untuk mengaitkan harnest
pada tali pemanjatan, simpul ini mudah dibuat juga mudah untuk melepasnya.
8. Clove hitch / simpul pangkal
Dikenal
sebagai simpul pangkal. Pada Rock Climbing dipakai oleh Belayer untuk
mengamankan dirinya, yang ditempatkan pada anchor points. Bagian satunya
terhubung kepada pemanjat melalui alat belaying.
9. Butterfly knot / Simpul kupu-kupu
Simpul ini berguna
untuk membuat simpul yang letaknya berada ditengah sebuah tali dan bisa membagi
beban secara merata pada kedua ujung tali.
10. Overhand Knot
Lebih dikenal
sebagai simpul tunggal. Merupakan simpul paling dasar dan umumnya dipakai
sebagai pengunci bagi sebuah simpul utama. Atau membuatnya dengan dua kali
putaran (double overhand knot)
11.
Single Figure of Eight
Fungsinya tak jauh
berbeda dengan Simpul Tunggal. Penggunaan utamanya sebagai simpul stopper
dibuat pada ujung tali saat rapelling terutama pada jalur vertikal.
12.
Heaving Living Knot.
Berfungsi agar laju
tali pada descender yang tak terkontrol oleh abseiller dapat tertahan pada
ujung tali yang telah disimpul seperti ini.
13.
LOOP
Adalah simpul yang
berbentuk bundel (loop) dimana yang dikaitkan adalah bundelnya, antara lain;
Overhand Loop
Umumnya dibuat agar
dapat menahan laju tali pada descender, saat abseiller tak mampu mengontrol
laju pergeseran tali ketika ia terjatuh sampai bagian ujung tali
14.
Figure of Eight Follow
Diawali dengan
membuat Single of Eight, yang kemudian dikaitkan pada anchor atau harnes, Cara
ini dikenal dengan threaded system
15.
Figure of Nine Knot
Walaupun kuat simpul
ini jarang digunakan , karena bila telah terbebani dengan beban yang berat
sukar diuraikan
16.
Bowline’s Climber
Cara pembuatannya
tak jauh beda dengan Bowline Knot, yang membedakan hanyalah bahwa simpul ini
lebih cepat dalam pembuatannnya.
17.
HITCH
Adalah simpul yang
umumnya dikaitkan pada karabiner atau titik tambat (anchor point), antara lain;
Italian Hitch Atau Munter Hitch. Simpul ini dipakai
sebagai simpul untuk mengamankan seorang pemanjat. ketika pemanjat terjatuh
belayer dengan sigap, membuat Mule Knot, pada bagian tali yang dipakai sebagai
pengerem. Ketika pemanjat telah aman dengan mudah belayer dapat mudah
melepaskan simpul Mule ini.
18. Anchor Hitch
Simpul ini mudah dibuat
namun jarang digunakan untuk kegiatan yang beresiko tinggi, seperti rock
climbing dan lainnnya.
19.
Highwayman’s Knot
Simpul ini akan
sangat mudah dilepaskan dengan kita menarik bagian tali satunya, yang bukan
merupakan bagian tali yang terulur untuk beban. Dikenal juga dengan nama Quick
Release Knot.
20. Timber Hitch
Umumnya
dipakai saat berkemah, misal untuk menarik batang kayu yang cukup berat.
21. Mule Hitch
Hanya dengan
menarik simpul penguncinya, simpul ini akan dengan mudahnya dilepaskan. Umunya
dibuat dengan dipadukan dengan Italian Hitc/Munter Hitch, sebagai simpul
pengaman sementara yang mudah dilepaskan.
22. Tautline Knot
Simpul ini dikaitkan
pada patok buatan atau anchor-anchor alami. Namun cenderung membuat tali agak
terpelintir.
Alat – alat Utama Tali Temali
1.
Kernmantle
rope/Tali kernmantle, merupakan peralatan pengaman utama bagi pemanjat dari
kejatuhan dengan jarak ketinggian tertentu. Panjang Kernmantle rope rata-rata
adalah 70 meter.
2.
Carabiners,
diciptakan untuk menggabungkan berbagai jenis peralatan. Carabiners memiliki
banyak bentuk dan variasi, umumnya carabiners dibagi menjadi dua jenis, yaitu
carabiner non screw gate dan carabiner screw gate. Carabiners biasa dihubungkan
pada tali maupun pengaman untuk pemanjatan, carabiner sangat kuat karena sebuah
nyawa disandarkan pada carabiner ketika dilakukan suatu pemanjatan dari bahaya
jatuhnya pemanjat dari ketinggian.
3.
Ascender handle,
juga merupakan jenis ascender. Ascender handle merupakan pengembangan dari hand
ascender dengan fungsi yang dimiliki kurang lebih sama.
4.
Gri
gri, termasuk dalam
alat katagori advanced, meskipun penggunaannya lebih praktis ketimbang belay
tubelar, ukuran grigri harus tube/figure eight karena tidak dapat digunakan 2
tali carmentel sekaligus.
5.
Sling
Sling, sangat
bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling dapat digunakan
sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman lainnya. Sling dibagi
menjadi dua macam, sling prusik dan sling webbing, untuk panjang dan diameter
sling memiliki banyak variasi.
6.
Tricams,
merupakan pengaman sisip selanjutnya. walaupun berbeda bentuk, tetapi fungsinya
sama dengan nuts dan hexes. Pemakaiannya relatif sulit, tidak dianjurkan
dipakai untuk pemula.
7.
Figure
eight/figur delapan, peralatan ini termasuk salah satu
Descender adalah alat bantu yang digunakan untuk menuruni medan vertical dan
tali sebagai jalur. Bentuknya menyerupai angka 8, ukuran dan bentuknya
bermacam-macam, rate strange 3000 kg., menggunakan alat ini menyebabkan puntiran
pada tali salah satu kelemahan alat ini ketika digunakan.
8.
Autostop,
berfungsi sebagai desender dan ini di-design untuk pengereman automatis, system
kerja pengereman automatis akan bekerja ketika handle kita lepaskan. Selain itu
alat ini dapat juga digunakan sebagai alat belay (belay device) untuk
menurunkan korban dari ketinggian, atau dapat juga kita gunakan untuk ascending
dengan tambahan kombinasi ascender.
9.
Body
harness, merupakan peralatan panjat yang dikenakan pada
tubuh. Body harness biasa digunakan untuk rescue dan flying fox . body harness
membantu penggunanya untuk tetap dalam posisi duduk.
10.
Sit
harnes, merupakan peralatan yang dikenakan oleh pemanjat
untuk di kenakan pada pinggang dan memiliki banyak fungsi. seperti,mengaitkan
body pemanjat pada tali pengaman. benda ini juga merupakan tempat dimana
alat-alat panjat seperti piton, sling, carabiner, chock , maupun peralatan lain
yang dibutuhkan.
11. Hand ascender,
merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu pemanjat dalam menaiki tebing
dan bertumpu pada bantuan tali, secara otomatis hand ascender maupun jenis
ascender lainnya akan mencatut tali jika diberi beban dan akan mudah digeser
jika tidak memiiki beban.
12.
Quickdraw/runner,
merupakan gabungan antara prusik dan dua buah carabiner. Biasanya digunakan
untuk menjadi bagian penyambung antara chocks, friends, tricams, bolts ataupun
pitons terhadap tali carnmantel.
13. Hammer/palu,
sangat dibutuhkan untuk pemasangan pengaman buatan berupa piton pada panjat
tebing, cara membawa hammer akan lebih mudah bagi pemanjat jika tali pada
hammer disilangkan pada bahu pemanjat.
14. Helm,
pada pemanjatan tebing berfungsi kurang lebih sama dengan helm pada umumnya
yaitu untuk melindungi kepala dari benturan.
15. Climbing Shoes/Sepatu Panjat
untuk panjat tebing maupun panjat dinding memiliki kesamaan fungsi, yaitu untuk
membantu pemanjat untuk berpijak pada permukaan vertikal, dan melindungi kaki
dari tajamnya bebatuan maupun gesekan bebatuan yang kasar.
16. Chalk bag/Kantung kapur,
merupakan sebuah tas kantung untuk menampung bubuk magnesium karbonat, yang
membantu pemanjat mengurangi kelembapan pada telapak tangan ketika melakukan
pemanjatan, sehingga dapat membuat pegangan pemanjat tetap stabil.
17. Edge Rollers,
Merupakan pelindung tali yang didesign untuk mencegah terjadinya gesekan antara
tali dengan sudut bidang, dinding batu, dan sebagainya.
18. Padding,
berfungsi untuk memberi perlindungan pada tali dari gesekan benda tajam,
seperti gesekan tali dengan sudut tebing, dinding,dll. Padding terbuat dari
bahan terpal, canvas, matras, karet tebal yang tahan terhadap gesekan.
19. Cams/ friends/ spring loaded
camming device (SLCD), Friends merupakan salah satu
jenis pengaman sisip yang digunakan dalam panjat tebing, anda dapat menarik
tuas baja yang membuat bagian ujung friends menyempit dan melepaskannya pada
celah yang diinginkan. Friends sangat fleksible, karena dapat digunakan pada
berbagai ukuran celah/rongga.
20. Pitons,
merupakan pengaman yang ditancapkan pada rongga-rongga tebing, piton memiliki
empat jenis yaitu Bongs, Bugaboons, Knife-blades dan Angle.
21. Nuts/Chock friends merupakan
jenis pengaman sisip yang dimana cara penggunaannya dengan menyelipkan nuts
pada sebuah rekahan yang sesuai. Nuts/Chock friends memiliki ukuran yang
berbeda-beda untuk itu nuts biasanya tersedia dalam set.
22. Hexes/chock hexentris,
memiliki fungsi yang sama dengan nuts tetapi hexes berbentuk tabung segi enam.
Hexes tetap memiliki kekuatan yang baik walaupun agak sulit dalam
penggunaannya. Hexes tersedia dalam beberapa ukuran.
Kesimpulan
alat
Alat-alat
tersebut berguna di ketinggian alat safety ini wajib di pakai jika bermain di
ketinggian seperti climbing,rapling,caving,membuat tower apapun itu yang berhubungan
dengan ketinggian alat tersebut dibuat senyaman dan sesafety mungkin agar kita
sebagai pengguna dapat secara relax berada di ketinggian, simpul-simpul tali
yang berada diatas juga wajib kita pelajari agar kita bisa aman dan nyaman jika
berada di ketinggian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar